sosiologi

A. Pengertian Sosialisasi (Definition of Socialization)
     Sosialisasi adalah proses belajar berinteraksi bagi individu di tengah-tengah suatu masyarakat
     Prosesnya
terjadi dalam kelompok sosial pada masyarakat. Kelompok masyarakat yang berperan   12penting dalam sosialisasi  adalah keluarga,  teman sepermainan, sekolah, lingkungan kerja, dan mediamassa

B.  Fungsi danTujuan Sosialisasi  (Function and Goal of Socialization)
    
1.
       Memudahkan individu berfungsi dengan baik dalam masyarkatnya
     2. Membangun sebuah kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma
     3. Mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat
     4.
       Untuk mengetahui lingkungan  sosial budaya suatu masyarakat
     5.
      Untuk mengetahui lingkungan sosial dan lingkungan alam  sekitar
C. Indikasi Keberhasilan Sosialisasi
     (Indication of Socialization Success)
     1. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial maupun  budaya
      2. Terintegrasi secara kuat dengan masyarakat setempat dalam setiap  aktivitas  yang di tandai dengan  keakraban dan persaudaraan di antara individu  dengan warga masyarakat yang lain
      3.  Memiliki banyak taman atau relasi usaha yang akan membawa ketentraman  dalam pergaulan serta keberhasilan dalam karier dan usaha

D. Bentuk/Jenis Sosialisasi (Form/Kinds of  Socialization)
    1. Sosialisasi Primer
(Primary Socialization)                                                                                               
        sosialisasi yang paling awal diterima individu dari lingkungan hidupnya, disini yang berperan adalah orangtua                                                                                           
     2 Sosialisasi Sekunder
(Secondary Socialization)                                                                                                                                         
        sosialisasi yang terjadi ketika individu berhubungan dengan lingkungan luar, yang berperan adalah orang lain. Tahap ini dikenal adanya proses desosialisasi, yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama dan dilanjutkan dengan  resosialisasi, yaitu pemberian identitas baru yang di dapat melalui institusi  sosial 

E. Agen atau Media Sosialisasi (Agents of Socialization)
    1. Keluarga (Family)                                                                                                     
        Merupakan media sosialisasi yang terdiri dari ayah, ibu, dan saudara kandung melalui keluarga anak mengenal dunia sekitarnya
    2. Kelompok Bermain (Play Group)                                                                                     
        Dalam kelompok bermain seorang anak belajar berinteraksi dengan orang-orang sederajat yang berada di sekitarnya
    3. Lingkungan Sekolah (School Sphere)                                                                      
        Disini anak mempelajari hal-hal baru yang belum dipelajarinya baik dalam  keluarga  maupun dalam teman bermainnya
    4. Lingkungan Kerja (Work Environment)                                                                               
        Merupakan tempat dimana individu akan berhadapan dengan bermacam macam  individu dan kepribadian yang berbeda- beda yang mempengaruhi tindakannya sebagai anggota masyarakat
    5. Media Massa (Mass Media)                                                                
        Merupakan media yang cukup berpengaruh terhadap perilaku individu  yang meliputi media cetak (surat kabar, majalah) dan media elektronik (radio, video, televisi, dan teknologi informasi seperti internet)
F. Pola-Pola Sosialisasi
    1. Sosialisasi Represif                                              
        (Repressive socialization)            
        yaitu Kebijaksanaan orang tua dapat berupa pemberian hukuman (punishment) terhadap   kesalahan anak. Dalam pola ini ditekankan pada kepatuhan anak kepada orang tua
    2. Sosialisasi Partisipatif                                         
        (Participatory socialization)    
        yaitu selain kebijaksanaan yang berupa hukum (punishment), dapat pula berupa pujian atau
        pemberian hadiah  (rewards) karena perilaku  baik pada diri anak, mereka terus dibimbing dan
        diarahkan jika terjadi penyimpangan

G. Tahap-Tahap Sosialisasi (Stages of Socialization)
    1. Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
        Pada tahap ini dimana anak mempersiapkan diri untuk mengenali dunia sosialnya. Anak mulai melakukan peniruan sekalipun belum sempurna, Misalnya kata-kata sederhana, seperti mama, papa, dll       
    2. Tahap Meniru atau bermain (Play Stage)
        Pada tahap ini anak dapat melakukan tiruan secara sempurna.    Peniruan ucapan dan perilaku orang lain sudah dikuasai dan ia suka bermain apa saja
    3. Tahap Siap bertindak (Game Stage)
        Seorang anak tidak hanya telah mengetahui peran yang harus di jalankannya, tetapi telah pula mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi
    4. Tahap Penerimaan Kolektif (Generalized other)
        Proses sosialisasi pada tahap ini merupakan titik kulminasi yang  paling optimal bagi seorang individu. Proses belajar tidak semata- mata melalui pola meniru, tetapi lebih kepada pola menyesuaikan diri


Menurut Mead, ada empat tahapan sosialisasi 
1. Meniru belum sempurna (masa balita)
2. Masa bermain (05 – 12 tahun)
3. Masa bermain peran (12 – 15 tahun)
4. Tahap umum (16 tahun – dewasa)
    Pada tahap ini, anak sudah menjelang dewasa dan telah mampu  mengambil peranan semua pihak yang terlibat dalam proses sosialisasi
H. Proses Sosialisasi (Process of Socialization)
     1. Proses Internalisasi                                                                        
         Merupakan proses panjang dan berlangsung seumur  hidup sejak manusia lahir sampai meninggal dunia, dimana ia belajar membentuk kepribadian melalui perasaan, nafsu-nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya
     2. Proses Sosialisasi                                                                                    
         Adalah proses seorang individu mendapatkan pembentukan sikap-sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya
     3. Proses Inkulturasi                                                                                                                     
         Proses pembudayaan,  seorang individu mempelajari dan menyesuaikan  alam pikirannya serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, dan  peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya

I. Konformitas
     Dalam proses sosialisasi ada kecenderungan dari tiap-tiap individu untuk tunduk dan berperilaku sama terhadap pola-pola kelakuan kolektif. Kecenderungan inilah yang disebut konformitas. Sikap conform ini muncul karena adanya pengaruh atau tekanan yang kuat dari pihak lain atau karena kesadaran diri sendiri.
     Ada tiga bentuk konformitas, yaitu sebagai berikut:
     1. Complience atau expident, yaitu konformitas yang hanya berpura-pura.
        Tujuannya hanya untuk mencari pujian atau menghindari hukuman
     2. Identifikasi, yaitu keinginan berbuat sama seperti model yang
         dikehendaki atau sesuai dengan acuan yang relevan.
         Contoh : Umat Islam yang sedang melaksanakan Ibadah Haji
     3. Internalisasi, yaitu bersikap conform yang dilandasi oleh kesadaran dan
         pertimbangan yang matang dari hati nuraninya
         Contoh : Berpuasa di bulan Ramadhan bagi Umat Islam

J.  Faktor Penghambat Sosialisasi
    1. Kemampuan Berbahasa
        Orang yang pandai berbahasa mempunyai kecenderungan dapat dengan mudah melaksanakan sosialisasi, sebaliknya  apabila sulit berbahasa, sulit pula berkomonikasi
        Kesulitan berbahasa bisa disebabkan oleh:
        a. cacat pada bibir/sumbing
        b. bicara gagap
        c.  Malu berbicara/pendiam dan
        d.  Kurang fasih/kurang menguasai
    2. Cara bergaul
         Terbentuknya sosialisasi sangat ditentukan oleh pergaulan.       Orang yang pandai bergaul dan bisa menempatkan dirinya akan mudah menjalankan proses sosialisasi. Sebaliknya orang yang sulit berkomunikasi, bersikap kaku, kurang beretika akan     cenderung menghambat sosialisasi


K. Kepribadian dalam Sosialisai (Personality in Socialization)
   1. Pengertian Kepribadian (Definition of Personality)
         Yaitu ciri watak seorang individu yang bersifat hakiki yang  tercermin            pada  sikap seseorang yang membedakannya dari orang lain.            Kepribadian merupakan organisasi dari faktor-  faktor biologis, sosiologis        dan  psikologis yang mendasari perilaku individu. Jadi kepribadian meliputi  kebiasaan, sikap, dan sifat yang khas, yang dimiliki seseorang yang terus berkembang apabila ia berhubungan dengan orang lain
     2. Komponen Pokok Kepribadian                                                         
         (Principal Componen of Personality)
         Kepribadian  seseorang dibangun atas tiga komponen pokok :
         a. Cipta (creation)                                                                                            
             Cipta adalah bagian dari jiwa manusia yang bersifat abstrak dan      merupakan pusat inteligensi, cipta menjadi satu dengan penalaran           yang diperoleh berdasarkan pengalaman proses sosialisasi
         b. Rasa (Sense)                                                                                                       
             Rasa adalah bagian dari jiwa manusia yang merupakan pusat dari indra perasa, dan berfungsi sebagai pengukur dan pengendali perilaku manusia
        c. Karsa (Intention)                                                                                      
             Karsa adalah bagian dari jiwa manusia yang  bersifat abstrak yang merupakan pusat dari kehendak dan nafsu-nafsu

L. Faktor Pembentuk Kepribadian  (Personality Building Factor )
    a. Faktor-faktor biologis (Biological Factors)
        Faktor-faktor biologis yang dapat mempengaruhi kepribadian secara langsung adalah lebih pada kemampuan fisik dan psikologis
    b. Faktor Lingkungan Fisik (Physical Enironment Factor)
        Yaitu kondisi wilayah atau daerah yang ditempati oleh seseorang. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kepribadian
    c. Faktor Kelompok (Group Factor)
        Pergaulan seseorang di dalam kelompoknya akan mempengaruhi kepribadiannya. Hal tersebut diakibatkan adanya proses interaksi di antara mereka
    d. Faktor Kebudayaan Khusus (Specific Cultural Factor)
  Setiap kebudayaan mempunyai ciri khasnya masing-masing. Seperti antar  masyarakat kota dengan masyarakat desa, tentunya akan banyak memiliki  perbedaan
    e. Faktor Pengalaman yang Unik (Factor of Unique Experience)
        Pengalaman yang didapat oleh individu satu dengan individu yang lainnya         tentunya tidak akan sama. Oleh karena itu, pengalaman tersebut akan           membentuk sebuah kepribadian unik seseorang
     
M. Faktor-Faktor dalam Pembentukan Kepribadian (The Building Factor of Personality)                     
    Menurut F.G Robbin, ada lima faktor yang menjadi dasar perkembangan kepribadian antara lain :
     1. Sifat dasar (Basic Character)                                                 
         Yaitu sifat ini merupakan keseluruhan potensi yang diwarisi oleh seseorang dari ayah dan ibunya
     2. Lingkungan Pranatal (Prenatal Environment)                     
         Yaitu lingkungan dalam rahim ibu, dimana sel telur yang dibuahi itu berkembang sebagai embrio. Dalam periode pranatal individu mendapat pengaruh-  pengaruh tidak langsung dari ibunya, antara lain :
         a. Beberapa penyakit (spilis. Kanker, HIV/AIDS) akan berpengaruh terhadap pertumbuhan, mental, penglihatan, pendengaran bayi dalam kandungan
         b. Gangguan endrokin dapat mengakibatkan   keterbelakangan mental dan emosional
         c. Struktur tubuh ibu merupakan kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan bayi dalam kandungan
         d. Sock pada saat melahirkan (lemah ingatan)

   3. Perbedaan Individual atau perorangan (Personal or
       Individual Differences)                                                              
       yaitu bayi yang tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik berbeda dengan individu-individu yang lain.                                                
       Perbedaan individu meliputi :
       a. ciri fisik : seperti bentuk badan, warna kulit, warna mata, warna rambut dan lain-lain
       b. ciri mental : seperti emosional, malas dan lain-lain
   4. Lingkungan (Environment)                                                      
       yaitu kondisi-kondisi di sekitar individu yang mempengaruhi proses sosialnya. Lingkungan dikategorikan menjadi:                                                      
       a. lingkungan alam (tanah, iklim, flora, fauna dan lain-lain)
       b. kebudayaan (mata pencaharian, perlengkapan hidup, nilai-nilai, adat-istiadat dan lain-lain)
       c. manusia lain dan masyarakat di sekitar individu
   5. Motivasi (Motivation)                                                                  
       adalah kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu (dorongan dan kebutuhan)
Keterangan:
       AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) Yaitu kelainan atau kerusakan sistem kekebalan tubuh  secara meluas. Penyebab penyakit ini adalah virus yang disebut dengan istilah HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit AIDS biasa menyerang orang  laki-laki homoseksual, biseksual dan heteroseksual,  pecandu narkoba, dan penderita hemofilia yang mengalami     kesalahan pengobatan 
N. Pembentukan Kepribadian sebagai Hasil Proses Sosialisasi
     (The Building of Personality of Socialization Process)
Ada dua dasar proses sosialisasi manusia dalam rangka pembentukan kepribadian :
    a. Sifat ketergantungan manusia kepada manusia lainnya.
        Pada masa bayi, anak-anak dan remaja bahkan sudah dewasa, individu masih tetap tergantung pada orang lain baik secara biologis maupun sosial
    b. Sifat adaptabilitas dan intelgensi manusia.
        Manusia mampu mempelajari bermacam-macam bentuk tingkah laku, memanfaatkan pengalaman , dan mengubah tingkah lakunya karena sifat adaptabilitas dan intelgensinya

.  Pengertian Perilaku Menyimpang                                     
                     (Definition  of  Deviant Behaviour)Perilaku  menyimpang  adalah perilaku warga masyarakat , baik secara individual maupun kolektif, dan secara langsung maupun tidak langsung yang bertentangan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku di dalam masyarakatb Sementara itu,  Antisosial sebenarnya tidak berbeda dengan penyimpangan  sosial . Sikap Antisosial lebih  merupakan  pola pikir sedangkan perilaku menyimpang adalah wujud tindakannya. Keduanya termasuk dalam penyimpangan sosial Media massa sering memberikan informasi tentang berbagai macam aktivitas manusia yang dianggap sebagai aktivitas yang  tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku :
 Contoh : 1. Pemerkosaan       6. Perzinahan
                2. Penodongan       7. Korupsi
                3. Perampokan       8. Perkelahian Pelajar
                4. Pelacuran               9. Homoseksual
                5. Pelecehan        10. Lesbian, dan lain-
                    Seksual                  lain

.Macam-Macam Penyimpangan  Menurut Robert  M. Z.  Lawang ada 4 macam penyimpangan sosial :
1. Perilku menyimpang yang dianggap sebagai kejahatan (kriminal)
    Contoh : a. Penganiayaan                         c. Penodongan
                                  b. Pemerkosaan                             d. Pencurian, dan lain-lain
2. Penyimpangan Seksual, yaitu perilaku sexual yang tidak lazim
    Contoh : a. Perzinahan                             c. Homoseksual
                                  b. Lesbian                          d.Kumpul Kebo, dan lain-lain                                                                                                               
3. Penyimpangan dalam bentuk pemakaian (konsumsi) yang berlebihan
    Contoh : a. Narkotika
                                  b. Alkoholisme
                                  c. Candu, dan lain-lain
4. Penyimpang dalam bentuk gaya hidup lain dari biasanya
    Contoh : a. Perjudian Profesional
                                  b. Perkelahian antara Geng (suku)
                                  c. Perkelahian antara Pelajar dan lain-lain
C. Sifat-sifat Penyimpangan (Deviation Natures)
                                          1. Penyimpangan Positif (Positive deviation)
                                         Yaitu penyimpangan yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak positif terhadap sistem  sosial.                                                                                  Misalnya dalam masyarakat tradisioanal, wanita yang melakukan   kegiatan tertentu (berkarir) dianggap tabu, perilakunya dianggap melakukan penyimpangan, Namun ada dampak positif dari     perilaku tersebut, yaitu emansipasi
               2 . Penyimpangan Negatif (Negative deviation)
                    Yaitu penyimpangan yang terjadi dimana pelaku bertindak ke arah  nilai- nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk yang dapat  mengganggu sistem sosial. Tindakan ini akan dicela dan pelakunya dapat dikucilkan dari masyarakat. Misalnya pencurian atau pembunuhan

D. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang (Forms of Deviant Behaviour)
     1. Penyimpangan Primer (Primary Deviation)
         yaitu penyimpangan hanya bersifat sementara (temporer) dan tidak  terulang kembali. Hal ini bisa diakibatkan karena keterbatasan   pengetahuan dan pemahaman terhadap sesuatu hal. Biasanya masyarakat masih bisa memberikan toleransi pada penyimpangan ini
         Contoh : a. Menyontek di saat ujian                                                           
                         b. Orang yang mengemudikan kendaraan melampaui batas kecepatan maksimum
     2. Penyimpangan Sekunder (Secondary Deviation)                                                        
         yaitu penyimpangan perilaku yang dilakukan berulang kali dan meresahkan orang lain, gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang bahkan sudah menjadi profesi. Masyarakat sudah tidak   bisa memberikan toleransi pada perilaku ini.
         Contoh : a. Seorang pemabuk yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang anti minuman keras
                         b. Seorang penjudi yang tinggal di tengah-tengah masyarakat yang mengharamkan judi

3.            Penyimpangan Individual (Individual Deviation) Penyimpangan individual yaitu penyimpangan perilaku dari norma-norma sosial yang dilakukan oleh seorang individu.
      Masyarakat nyata-nyata menolak hal ini
      Contoh :
        a.Mencuri yang dilakukan seorang diri                   
                     
          b. Seorang pemerkosa yang bertindak sendiri

   4.
         Penyimpangan Kelompok (Group Deviation) Penyimpangan Kelompok yaitu suatu bentuk penyimpangan perilaku yang dilakukan secara kolektf melalui prosedur yang  melembaga dan direncanakan. Penyimpangan kelompok biasanya dilakukan secara sistematis.
       Contoh :  a. Penyimpangan dalam sebuah lembaga (Kolusi)
                        b. Geng Kejahatan atau mafia
 
   5.
Penyimpangan Situasional (Systematic deviation) Penyimpangan situasional disebabkan oleh pengaruh bermacam-  macam kekuatan situasioanal/sosial diluar individu, dan memaksa individu tersebut untuk berbuat menyimpang
       Contoh :  Seorang suami yang terpaksa mencuri karena melihat  anak dan istrinya kelaparan 
E.  Perilaku Menyimpang Dalam Masyarakat                                                   
     (Deviant Behavior in Society)
      1. Penyalahgunaan Narkotika (Drugs Abuse)
         Sebelumnya kita tinjau dulu fungsi narkotika dalam medis, yaitu sebagai    analgesik artinya untuk mengurangi rasa sakit dan penenang hanya   digunakan di rumah sakit dengan rekomendasi dokter untuk penderiata  penyakit berat seperti kanker dan orang-orang yang akan menjalani operasi
         Sebab-sebab penyalahgunaan narkotika di antaranya :
         a. Untuk membuktikan keberanian
         b. Untuk mempermudah penyaluran sex
         c. Untuk melepaskan diri dari kesepian
         d. untuk menghilangkan emosional
         e. Untuk mencari dan menemukan arti hidup
         f. Sekedar iseng-iseng dan dorongan rasa ingin tahu

2. Perkelahian Pelajar (Student Brawls)                                           
     Perkelahian antarpelajar (tawuran) dapat merusak persatuan dan kesatuan para pelajar serta merusak nilai-nilai sosial
           
     Sifat-sifat perkelahian antarpelajar (tawuran) di antaranya:
     a. Terjadi tawuran merupakan hasil dari adanya solidaritas yang  tinggi   dari suatu kelompok, mengandung gejala  konflik sosial yang laten   dan agresivitas negatif pada pribadi individu yan bersangkutan                                          
     b. Sasaran tawuran tidak begitu jelas bagi si pelaku itu sendiri, karena sasaran tawuran biasanya membabi buta dan akhirnya merugikan   kelompok-kelompok lain
     c. Kebrutalan peserta tawuran sering kali ditandai dengan hilangnya    kesadaran mereka
    d. Tawuran dapat mengembangkan sifat keberanian yang semu, karena    mereka bersembunyi dalam kelompok dan suasana yang kacau
     e. Tawuran merusak sportivitas, karena dalam kemelut itu tidak ada   aturan

3. Perilaku sexual diluar nikah (Prostitusi)
      Perilaku sexual di luar nikah sangat bertentangan dengan   nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat.   Masuknya paham Children Of God (COG) merupakan free sex atau kebebasan hubungan sexual di luar nikah sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang ada dalam    masyarakat
      a. Sebab-sebab prostitusi di antaranya :                                                                      
          1) Faktor Ekonomi (Kemiskinan)                                                                                                                                             
          2) Frustasi (Kekecewaan)                                                     
          3) Balas Dendam                                                                                                                                                     
          4) Malas bekerja tapi ingin hidup mewah
          5) dan lain-lain
    
b. Akibat-Akibat Prostitusi:
    a. Menimbulkan dan menyebarkan penyakit kelamin dan kulit
    b. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga
    c. Berorientasi dengan kriminalitas dan kecanduan narkotika
    d. Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama
    e. dan lain-lain
c. Usaha Penanggulangan Prostitusi:
    a. Melarang dengan undang-undang diikuti razia/penangkapan
    b. Dengan pencatatan dan pengawasan kesehatannya, diberikan seorang    dokter spesialis kelamin
    c. Mengkarantinakan lokalisasinya
    d. Memberikan pendidikan ketrampilan
    e. Memberikan pendidikan/ceramah keagamaan
    f. dan lain-lain
 

E. Teori-Teori Penyimpangan Sosial (Theories of Social Deviants)
    1. Teori Labeling disusun oleh Edwin M. Lemert
        Penyimpangan itu terjadi karena masyarakat telah memberikan cap atau  julukan/label negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer. Seseorang yang telah di cap0 sebagai pencuri, penipu, pendusta, perampok, dan sebagainya. Akhirnya ia mengulangi lagi perbuatan jahatnya,     karena masyarakat seoerti tidak mempercayai lagi sebagai orang baik-baik
    2. Teori Fungsi disusun oleh Durkheim
        Penyimpangan terjadi karena kehendak zaman. Buktinya pada zaman apapun dan sampai kapan pun perilaku penyimpanganitu tetap ada dan sangat sulit  dibasmi tuntas. Dengan adanya berbagai penyimpangan, maka moralitas dan  hukum beserta lembaga penegaknya dapat berkembang secara normal. Inilah  fungsi positif dari penyimpangan
    3. Teori Pergaulan Berbeda disusun 0leh Edwin H. Sutherland
        Penyimpangan terjadi karena bergaul dengan orang-orang yang telah menyimpang. Akibatnya ia terpengaruh/terbujuk/terpaksa ikut menyimpang. Oleh karena itu kita harus menghindari pergaulan yang jelek

4. Teori Konflik,
    Dalam teori ini terdapat dua macam konflik, yaitu:
    a. Teori Konflik Kelas Sosial
        Teori ini mengemukakan bahwa kejahatan berkaitan erat dengan    perkembangan kapitalisme. Sehingga perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompok- kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang  berkuasa, begitu juga dengan sistem peradilan pidananya
    b. Teori Konflik Budaya,
        Apabila dalam masyarakat terdapat sejumlah kebudayaan khusus (etnik, agama, kebangsaan, kedaerahan, dan kelas sosial), maka akan  sulit untuk menemukan adanya kesepakatan nilai dan norma, sehingga akan memungkinkan timbulnya berbagai penyimpangan.   Pada teori konflik budaya, kelompok masyarakat kelas menengah   mempunyai norma budaya yang dominan dan dijadikannya sebagai  hukum  tertulis, dan orang lain yang termasuk dalam kebudayaan  khusus lain dianggap sebagai menyimpang, karena budaya kelas sosial bawah bertentangan dengan budaya dominan

5. Teori Biologis,
    Teori ini berpandangan bahwa seseorang melakukan perilaku menyimpang karena faktor-faktor biologis. Para ahli biologi berpandangan bahwa perilaku menyimpang seperti homosexual, alkoholisme kronis, dan gangguan mental tertentu disebabkan oleh peristiwa-peristiwa sebagai berikut:
     a. Melalui gen-gen atau plasma pembawa sifat di dalam keturunan, atau melalui   kombinasi dari gen-gen, ataupun disebabkan oleh tidak adanya gen-gen tertentu,  yang  semuanya mengakibatkan timbulnya penyimpangan tingkah laku
    b. Melalui pewarisan tipe-tipe kecenderungan yang abnormal, sehingga menyebabkan  perilaku menyimpang
    c. Melalui pewaris kelemahan konstitusional tertentu, yang mengakibatkan perilaku menyimpang
 6. Teori Merton
      Robert K. Merton dalam teorinya tentang penyimpangan, menyusun suatu skema  yang menggambarkan usaha-usaha dari warga masyarakat untuk menyelaraskan  dirinya  dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat


              Penjelasan dari skema di atas, sebagai berikut :
              a. Konformitas (Conformity),                                                          
                 Pada cara adaptasi ini, perilaku seseorang mengikuti cara dan tujuan  yang telah ditetapkan oleh masyarakat. Misalnya seorang siswa ingin mendapatkan nilai yang bagus pada waktu ujian, dia melakukannya dengan cara belajar yang giat. Nilai bagus merupakan tujuan yang ditentukan oleh masyarakat sedangkan belajar dengan giat merupakan cara yang dibenarkan oleh masyarakat
                                                                                                                                   
             b. Inovasi (Innovation),
                Pada cara adaptasi ini, perilaku seseorang mengikuti tujuan yang  ditentukan masyarakat, tetapi menggunakan cara yang dilarang oleh  masyarakat. Misalnya seseorang yang ingin menjadi kaya, tetapi menggunakan cara korupsi. Kaya merupakan tujuan yang ditentukan masyarakat, sedangkan korupsi merupakan cara yang tidak dibenarkan oleh masyarakat                                                                                 
           C. Ritualisme (Ritualism)

                 Pada cara adptasi ini, seseorang menerima cara-cara yang diperkenalkan  sebagai bagian dari bentuk upacara (ritus) tertentu, namun menolak  tujuan- tujuan kebudayaannya. Sehingga dalam ritualisme, seseorang  mempertahankan cara yang sudah konvensional, namun tujuan sebenarnya sebagian besar telah diacuhkan dan dilupakan. Ritus (upacara) tetap dilakukan tetapi fungsi dan maknanya sudah hilang, dan orang
melakukannya sekedar untuk memenuhi kewajiban saja Misalnya: 
a. Pada waktu upacara bendera, siswa mengikutinya hanya  sekedar untuk mematuhi peraturan sekolah, bukan untuk menumbuhkan sikap  patriotisme dan nasionalisme
b. Para pengemudi mematuhi peraturan lalu lintas bukan untuk keselamatan dirinya dan pengguna jalan lain tetapi karena takut ditilang polisi          


d. Pengasingan Diri (Retreatism),
     Pada cara adaptasi ini, perilaku seseorang tidak mengikuti tujuan  dan cara yang dikehendaki. Pengasingan diri ini muncul apabila  seseorang menolak tujuan-tujuan yang disetujui maupun cara-cara pencapaian tujuan itu. Misalnya seorang ayah yang tiadak mau menerima kesulitan dalam keluarga, kemudian dia menenangkan diri dengan minum-minuman keras hingga mabuk, seorang pecandu narkoba, gangguan jiwa, gelandangan
 e. Pemberontakan (Rebellion),
     Pemberontakan (Rebellion) merupakan penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Pages

| Re-designed by Pemira PKN STAN