sejarah

Peradaban adalah kebudayaan yang memiliki nilai yang tinggi dan halus.
Kelahiran peradaban sangat ditentukan oleh faktor geografis. Pada umumnya,
peradaban lahir di lembah sungai atau di daerah-daerah yang subur, daerah
yang memungkinkan memberikan kehidupan bagi manusia. Di daerah tempat
lahirnya peradaban akan timbul suatu sistem kemasyarakatan, sistem kekuasaan,
bangunan-bangunan hasil kebudayaan, sistem mata pencaharian hidup, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Bentuk-bentuk dari peradaban tersebut berkembang
dalam suatu kurun tertentu. Bahkan peradaban suatu wilayah dapat menyebar
dan mempengaruhi kehidupan di wilayah lainnya. Dalam bab ini, kamu
akan mempelajari peradaban-peradaban yang lahir di dunia pada masa lalu
dan bagaimana pengaruhnya ke Indonesia.
A. PERADABAN LEMBAH SUNGAI NIL
Sejarah kebudayaan tertua di Benua
Afrika dapat ditemukan di lembah sungai
Nil. Peradaban Lembah Sungai Nil di Mesir,
Afrika, lahir disebabkan kesuburan tanah
di sekitar lembah sungai yang diakibatkan
oleh banjir yang membawa lumpur. Hal inilah
yang menarik dan mendorong perhatian manusia
untuk membangun kehidupan dan peradaban.
Sungai Nil terletak di negara Mesir sekarang.
Peradaban Lembah Sungai Nil disebut juga
dengan sebutan peradaban Mesir Kuno. Kebesaran dan kejayaan peradaban
ini masih dapat dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang banyak
terdapat di Mesir saat ini seperti Piramida, Sphinx, dan Obelisk. Mesir
merupakan sebuah wilayah yang terletak di Afrika bagian Utara dan memiliki
letak yang strategis karena berada di jalur pertemuan antara Asia, Eropa,
dan Afrika. Sungai Nil yang mengalir di negara ini merupakan sungai terpanjang
di dunia. Sungai ini mengalir dari Afrika tengah melewati Mesir dan bermuara
di Laut Tengah. Sungai Nil bersumber dari mata air yang terletak di daratan
tinggi Afrika Timur. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu
mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran
tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur.
Ada empat negara yang dilewati Sungai Nil, yaitu Uganda, Sudan,
Ethiopia, dan Mesir. Herodotus menjuluki Mesir sebagai Hadiah dari
Sungai Nil. Hal itu didasarkan dari fakta bahwa peradaban Mesir tumbuh
dan berkembang karena kesuburan daerah-daerah di sekitar Sungai Nil.
Setiap tahun, Sungai Nil selalu banjir yang membawa lumpur ke daratan
Mesir. Banjir tersebut mengubah padang pasir yang gersang menjadi lembah-
Kata-kata kunci
• lembah sungai Nil
• Mesir, Firaun
• Piramida
• Sphinx
• Obelisk
• Mummy
157
lembah yang subur. Lebar Lembah Sungai Nil itu berkisar antara 15-50
km. Pentingnya Sungai Nil bagi perkembangan Peradaban Mesir Kuno
dapat dilihat dari kota-kota besar dan kuno Mesir seperti Kairo, Iskandaria,
Abusir, dan Rosetta yang terletak di delta-delta muara Sungai Nil. Delta-
Delta yang luas itu terletak di muara Sungai Nil dan tanahnya sangat subur.
Sungai Nil yang besar dan panjang bukan hanya digunakan untuk sumber
pertaniaan, tetapi juga dipakai untuk lalu lintas perdagangan dari dan keluar
Mesir, serta jalur penghubung antara Laut Tengah dan daerah pedalaman.
1. Pemerintahan
Kerajaan-kerajaan yang berkembang di Mesir melewati beberapa tahap
perkembangan, yaitu sebagai berikut.
a. Zaman Kerajaan Mesir Tua (3400-2160)
Diperkirakan 5000 SM, berbagai perkampungan kecil didirikan di
sekitar Sungai Nil. Berabad-abad kemudian perkampungan itu berubah
menjadi sebuah kerajaan yang disebut mones. Pada perkembangan selanjutnya
mones berkembang menjadi dua kerajaan besar yaitu Mesir Hilir dan Mesir
Hulu. Raja-raja yang memerintah di Mesir selalu dipanggil dengan sebutan
Firaun atau Pharaoh. Firaun berarti “Rumah Besar”. Firaun merupakan
pusat kehidupan sosial, politik, dan kepercayaan bangsa Mesir Kuno.
Gambar 5.1 Peta Mesir Kuno
(Sumber: Atlas Sejarah, Muhammad Yamin, 1956, halaman 29)
Dia memiliki kekuasaan yang luas untuk mengatur seluruh bidang kehidupan
masyarakat. Rakyat Mesir mempercayai bahwa Firaun adalah Dewa Horus
anak dewa Osiris. Kemampuan Firaun untuk memobilisasi massa yang
banyak dapat dilihat dari kemegahan piramida di Mesir yang jumlahnya
158
sangat banyak. Pada masa Kerajaan Mesir Tua terdapat banyak raja yang
memerintah di Mesir, antara lain sebagai berikut.
1) Menes
Menes merupakan pemimpin yang dapat mempersatukan Mesir Hulu
dengan Mesir Hilir. Usahanya yang berhasil mempersatukan dua kerajaan
itu menyebabkan dia mendapat julukan Nesutbiti (Raja bermahkota kembar).
Kerajaan ini berpusat di Thinis.
2) Chufu, Chepren, dan Menkaure
Pada masa ketiga raja itu, muncul kebudayaan untuk mengawetkan
mayat dengan cara dibalsem (Mumi). Upaya mengawetkan mayat itu didasarkan
pada keyakinan bahwa orang akan hidup terus selama jasadnya masih
utuh. Mumi tersebut dimakamkan di mastaba yang berupa makam yang
berudak-undak yang disebut dengan piramida. Di hampir setiap piramida
selalu terdapat patung berbentuk manusia berkepala singa yang disebut
Sphinx.
3) Pepi I
Pada masa pemerintahan Pepi I, kerajaan Mesir memperluas wilayah
kekuasaannya sampai ke wilayah Sudan (Nubia) dan Abessyiria.
4) Pepi II
Kekuataan Mesir melemah, sehingga Kerajaan Mesir yang beribu kota
di Memphis mengalami disintegrasi dan berubah menjadi kerajaan yang
kecil-kecil. Perpecahan di tubuh Kerajaan Mesir sebagian besar diakibatkan
oleh perpecahan di antara kalangan bangsawan yang berdampak pada
ketidakstabilan Mesir.
b. Zaman Kerajaan Mesir Pertengahan (2160-1788 SM)
1) Sesotris III
Raja ini berhasil mempersatukan Mesir kembali dari perpecahan yang
dialami pada masa Raja Pepi II. Selain berhasil mempersatukan Mesir, dia
juga berhasil memperluas wilayah kekuasaan Mesir sampai ke Sudan, Palestina,
dan ke daerah Sichem. Perekonomian rakyat Mesir semakin berkembang
dan ramai disebabkan kemampuan raja itu untuk berhubungan dengan negaranegara
sekitar Laut Tengah dan Laut Merah. Perdagangan yang ramai itu
berdampak pada meningkatnya taraf kesejahteraan penduduk. Kestabilan
di bidang ekonomi akan berdampak pada kestabilan di bidang politik,
apalagi dengan berhasilnya Sesotris mempersatukan kerajaannya yang pecah.
159
Kita dapat memberikan kesimpulan bahwa firaun ini memiliki kekuatan
politik dan tentara yang kuat sehingga mampu menstabilkan negara. Pada
masa Sesotris III, raja-raja tidak dimakamkan di piramida, tetapi firaunfiraun
dimakamkan di Gua Karang karena dirasakan tidak aman. Di dalam
piramida, selain terdapat mayat-mayat para Firaun, juga disimpan kekayaan
dari raja itu sebagai simbol kebesaran dan keagungan raja itu.
2) Amenemhet III
Pada masa Raja Amenemhet III, perekonomian Mesir mengalami kemajuan
yang pesat terutama dalam bidang pertanian. Bangsa Mesir mengandalkan
Sungai Nil selain sebagai sarana transportasi, perdagangan, juga digunakan
dan dimanfaatkan untuk pertanian. Sungai Nil yang selalu meluap sekali
dalam setahun dimanfaatkan oleh para petani untuk menyuburkan lahan
pertaniannya. Banjir Sungai Nil selalu membasahi padang pasir berkilokilo
panjangnya. Para petani dengan dibantu para pendeta, selalu mempersiapkan
tempat untuk menampung banjir dari Sungai Nil tersebut, sehingga ketika
banjir telah surut, maka petani menggunakannya untuk ditanami dengan
tanaman. Kemajuan dan kesuburan Mesir ternyata mengundang petaka,
karena pada tahun 1750 SM, bangsa Hykos menyerang Mesir. Hal tersebut
menyebabkan Kerajaan Mesir mengalami kemunduran. Bangsa Hykos berkuasa
di Mesir, dan menjadikan Kota Awiris sebagai ibu kotanya. Dari Awiris ini
Bangsa Hykos melancarkan serangan lagi ke beberapa daerah di Mesir,
Palestina dan Syria.
Bangsa Hykos adalah bangsa yang berasal dari Jazirah Arab, mereka
adalah bangsa nonmaden yang terus berkelana untuk mencari daerah subur.
Kedatangan bangsa Hykos ke Mesir menyebabkan terjadinya tukar-menukar
kebudayaan. Hykos seperti bangsa-bangsa yang lain menyerap kebudayaan
Mesir, sementara bangsa Mesir berhasil juga menyerap kebudayaan bangsa
Hykos yaitu keterampilam untuk membuat alat-alat pertanian dan senjata
yang terbuat dari perunggu. Peralatan tersebut menyebabkan Mesir pada
zaman Mesir baru menjadi kerajaan yang semakin kuat dan pertanian mereka
menjadi semakin maju dengan teknologi yang baru tersebut.
160
Gambar 5.2 Patung Firaun Raja Mesir
(Sumber:http://images.goog;e.co.id)
c. Zaman Kerajaan Mesir Baru (1500-1100 SM)
Kerajaan Mesir yang dikuasai oleh bangsa Hykos sejak 1750 SM,
mencoba berkonsolidasi untuk mengusir bangsa Hykos. Bangsa Mesir di
bawah Kerajaan Thebe menyerang bangsa Hykos di ibu kotanya yaitu
Awiris, dan Hykos berhasil dikalahkan. Dengan demikian, sejak itu ibu
kota Awiris dikuasai oleh raja-raja Thebe, dan mendirikan Kerajaan Mesir
Baru. Raja-raja yang memerintah pada masa ini antara lain sebagai berikut.
1) Ahmosis I
Ahmosis adalah Firaun yang berasal dari kerajaan Thebe yang memimpin
langsung serangan ke Kerajaan Hykos. Dia berhasil mengusir bangsa Hykos
dan membangun peradaban baru bangsa Mesir di ibu kota Awiris.
2) Thutmosis I
Thutmosis I adalah firaun yang berhasil melakukan perluasan kekuasaan
mesir ke daerah Asia Barat.
3) Thutmosis III (1500-1447 SM)
Pada masa kerajaan Mesir di bawah pimpinan Firaun Thutmosis II,
maka sikap ekspansionis melekat pada raja itu. Mesir menyerang negaranegara
Babylonia, Assyria, Cicilia, Cyprus, dan lain-lain.
4) Amenhotep II (1447-1430 SM)
Mempertahankan kerajaan Mesir yang memiliki wilayah yang luas.
5) Thutmosis IV
Berusaha mmpertahankan kekuasaan Mesir dengan melakukan beberapa
tindakan politik yaitu:
161
a. menjalin persahabatan dengan raja Babilonia;
b. menjalin hubungan dengan Firaun Mitanni;
c. melakukan perkawinan politik antara Thutmosis IV dengan Putri Firaun
Artatama.
6) Amenhotep IV
Pada masa pemerintahannya, terjadi revolusi di bidang kepercayaan
dan keyakinan, karena Firaun yang satu ini menentang ajaran Politheisme
untuk menyembah Amon, dan dia mengajarkan ajaran monotheisme. Kebijakan
Firaun tersebut menyebabkan terjadinya pertentangan antara golongan pendeta
dengan pihak kerajaan. Untuk menghindari konflik itu, maka ibu kota kerajaan
dipindahkan dari Thebe ke Al-Amarna.
7) Tut-ankh-Amon
Pada masa pemerintahannya, golongan pendeta sangat berkuasa, dan
kekuasaan Firaun pun dirongrong oleh para pendeta Amon di Thebe. Krisis
kepemimpinan dan politik tersebut mengakibatkan Mesir mengalami kemunduran
dan perpecahan kembali, Mesir terpecah menjadi kerjaan-kerajaan kecil
yang saling berperang.
8) Ramses I
Pada masa pemerintahannya, Mesir melakukan ekspansi ke daerah
Palestina, dan berhasil menguasai seluruh daerah Palestina serta mengalahkan
bangsa Hittit di Asia Barat.
9) Ramses II
Pada masa pemerintahannya, bangsa Yahudi yang bermigrasi ke Mesir
mendapat perlakuan yang kejam. Dia menindas dan memperlakukan bangsa
Israil sebagai budak. Mereka dipaksa untuk membangun gedung-gedung
serta piramida yang megah. Firaun ini mendirikan sebuah kuil yang diberi
nama Ramsessum. Makam firaun ini terletak di Abu simbel.
10) Ramses III
Pada masa pemerintahannya Mesir mengalami kemunduran dan dapat
dikuasai oleh bangsa-bangsa Asing seperti Libia, Abbessyiria, dan Assyria.
Masa Ramses II diperkirakan sezaman dengan kehidupan Nabi Musa.
Mesir ditaklukkan Assyria pada tahun 670 SM dan pada tahun 525 SM
Mesir menjadi bagian Imperium Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai
oleh Iskandar Zulkarnaen dan para penggantinya dari Yunani dengan dinasti
terakhir Ptolemeus. Salah satu keturunan Dinasti Ptolemeus ialah Ratu Cleopatra
dan sejak tahun 27 SM Mesir menjadi wilayah Romawi.
162
Bangsa-bangsa yang pernah menyerbu ke daerah Mesir Kuno antara
lain
a. bangsa Nubia (selatan Mesir);
b. bangsa Eropa, yang menguasai Mesir dari 1750 SM - 1580 SM;
c. bangsa Assyria, pada tahun 670 SM berhasil merebut kota Memphis
dan Thebe;
d. bangsa Persia, yang merebut Mesir (525 SM - 404 SM);
e. Alexander Agung dari Macedonia, yang menguasai Mesir pada tahun
332 - 323 SM;
f. bangsa Romawi, yang menguasai Mesir dari mulai Ptolemeus sampai
Cleopatra (44 - 30 SM).
2. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Bangsa Mesir terkenal memiliki teknologi dan kebudayaan yang tinggi.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai bangunan raksasa yang
terdapat di Mesir. Selain itu, bangsa Mesir terkenal dengan berbagai penemuannya
sebagai berikut.
a. Kemampuan untuk membuat alat-alat rumah tangga, senjata, dan peralatan
hidup lainnya dari tanah liat dan logam.
b. Sistem penanggalan kalender yang sudah berdasarkan perhitungan
perputaran bumi mengitari matahari. Sistem kalender yang seperti itu
membagi 1 tahun menjadi 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 30 hari.
Peredaran bulan selama 29 2
1 hari. Karena dianggap kurang tetap, kemudian
mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing
(Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah
12 bulan, satu bulan 30 hari, dan lamanya setahun adalah 365 hari, yaitu
12 ×30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat.
Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang
disebut Tahun Syamsiah (sistem solar).
c. Kemampuan membuat perhiasan dari logam mulia dan gading
d. Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut hieroglyph
berbentuk gambar. Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida,
tugu obelisk, maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph terdiri atas gambar
dan lambang berbentuk manusia, hewan, dan benda-benda. Setiap lambang
memiliki makna. Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih sederhana
kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis. Tulisan hieratik
atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah tulisan
rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli.
163
3. Seni bangunan
a. Piramida
Piramida adalah tempat yang digunakan untuk makam raja-raja Mesir
yang terbuat dari batu yang disusun secara rapi dan menggunakan model
punden berundak-undak. Di Kota Gizeh terdapat piramida yang berukuran
tinggi 137 meter.
Gambar 5.3 Piramid di Mesir
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban lembah sungai Nil”)
b. Sphinx
Sphinx adalah patung manusia berkepala singa.
Gambar 5.4 Sphinx
(Sumber: http://images.google.co.id)
c. Obelisk
Obelisk adalah tiang batu yang ujungnya runcing sebagai lambang pemujaan
kepada roh. Obelisk juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian
164
Gambar 5.5 Obelisk
(Sumber: http://images.google.co.id)
d. Kuil
Untuk pemujaan terhadap dewa Amon-Ra, dibangunlah Kuil Karnak
yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III.
4. Sistem kepercayaan
Masyarakat Mesir Kuno menyembah beberapa dewa (politheisme)
yaitu sebagai berikut.
a. Dewa matahari yang disebut Amon (Mesir Selatan) dan Ra (Mesir Utara).
Namun pada perkembangannya dewa matahari itu disebut Amon-Ra.
b. Dewa peradilan di akhirat yaitu Dewa Osiris.
c. Dewa Sungai Nil, yaitu Dewi Horus yang merupakan dewa kecantikan
(Dewi Isis).
d. Dewa Anubis, yaitu dewa kematian.
e. Dewa Aris sebagai dewa kesuburan.
Masyarakat Mesir Kuno sudah mempercayai tentang kehidupan sesudah
mati. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya mumi. Di balik mumi
terkandung kepercayaan bangsa Mesir Kuno tentang kehidupan setelah
mati. Masyarakat Mesir Kuno berkeyakinan bahwa selama jasadnya masih
utuh, maka dia akan tetap hidup. Oleh karena itu, masyarakat berusaha
untuk mengawetkan mayat agar dia tetap hidup abadi. Alasan masyarakat
membuat mumi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindar dari kehendak
dewa maut. Tetapi tidak semua masyarakat Mesir mayatnya diawetkan,
biasanya mereka yang yang diawetkan adalah para bangsawan dan raja.
165
Mayat-mayat yang diawetkan itu disimpan di dalam piramida. Wujud kepercayaan
yang berkembang di Mesir didasarkan pada pemahaman sebagai berikut:
1. Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan bahwa manusia
tidak berdaya dalam menaklukkan alam.
2. Dewa yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti Dewa
Anubis atau yang memberi sumber kehidupan. Dengan taat menyembah
pada dewa, masyarakat Lembah Sungai Nil mengharap jangan menjadi
sasaran maut.
Gambar 5.6 Raja Firaun yang telah dibuat Mummy
(Sumber: http://images.google.co.id)
5. Masyarakat
Masyarakat Mesir Kuno terdiri atas beberapa lapisan masyarakat.
Lapisan pertama terdiri atas para bangsawan, raja, dan pendeta mempunyai
hak-hak istimewa. Golongan kedua yaitu masyarakat kelas menengah yang
umumnya terdiri atas pedagang kaya dan pemilik tanah, dan lapisan ketiga
terdiri atas rakyat biasa, yaitu para petani dan buruh serta budak. Dengan
demikian, sebutan Mesir merupakan berkah Sungai Nil tidak sepenuhnya
dapat dinikmati oleh rakyat Mesir, karena rakyat kecil kekayaannya banyak
habis untuk membayar pajak.
Lembah Sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani.
Air Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air,
terusan-terusan, dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik
penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi, dibuatlah
organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan
feodal. Hasil pertanian Mesir yaitu gandum, sekoi atau jamawut, dan jelai
yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.
Kegiatan 5.1
Buatlah dalam bentuk tabel benda-benda yang dihasilkan dari kebudayaan Sungai
Nil dan sebutkan fungsi dari benda-benda tersebut.
166
B. PERADABAN LEMBAH SUNGAI INDUS
Jazirah India terletak di Asia Selatan.
India juga disebut Anak Benua Asia karena
letaknya seolah-olah terpisah dari daratan
Asia. Di utara India terdapat Pegunungan
Himalaya yang menjulang tinggi. Pegunungan
Himalaya menjadi pemisah antara India dan
daerah lain di Asia. Di bagian Barat pegunungan
Himalaya terdapat celah yang disebut Celah
Khaibar. Di India terdapat berbagai bahasa, di antaranya yang terpenting
yaitu sebagai berikut.
1. bahasa Munda atau bahasa Kolari. Bahasa ini terdapat di Kashmir.
2. Bahasa Dravida, mempunyai 14 macam, seperti Tamil, Telugu, Kinare,
Malayam, Gondhi, dan Berahui.
3. Bahasa Indo-Jerman, mempunyai bahasa daerah sembilan belas macam,
salah satunya adalah bahasa Sanskerta dan Prakreta.
4. Bahasa Hindustani. Bahasa ini muncul di Delhi dan merupakan percampuran
antara bahasa Arab, Parsi, dan Sanskerta. Bahasa ini disebut pula bahasa
Urdu.
Mempelajari bahasa Sanskerta merupakan salah satu upaya untuk mengetahui
perjalanan sejarah bangsa Indonesia pada masa lalu. Hal ini juga ditujukan
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha pada
masyarakat Indonesia, di luar pengaruhnya pada politik, ekonomi, dan
pemerintahan. William Jones berpendapat bahwa bahasa Sanskerta merupakan
bahasa yang serumpun dengan bahasa Parsi, Germania, dan Kelt.
Studi tertua tentang India, membawa kita ke India pada masa interglasial
II, yaitu sekitar 400.000 SM hingga 200.000 SM. Hal ini berdasarkan
hasil penelitian terhadap jenis bebatuan pada lapisan tanah di kawasan
India. Dari penelitian ini, terungkaplah sebuah fakta mengenai sejarah manusia
yang mendiami kawasan itu setelah melihat artefak-artefak peninggalan
purba di Lembah Indus. Para ahli lalu menyimpulkan bahwa di kawasan ini
pernah berlangsung sebuah peradaban Lembah Sungai Indus, yang terkenal
dengan nama peradaban Mohenjodaro-Harappa, yang berkembang pada
2300 SM. Melalui Celah Khaibar, bangsa India berhubungan dengan daerahdaerah
lain di sebelah utaranya. Daerah Lembah Sungai Indus terletak di
Barat Laut India. Sungai Indus berasal dari mata air di Tibet, mengalir
melalui Pegunungan Himalaya. Setelah menyatu dengan beberapa aliran
sungai yang lain, akhirnya bermuara ke Laut Arab. Panjang Sungai Indus
kurang lebih 2900 kilometer. Apabila Anda memperhatikan Sungai Indus
Kata-kata kunci
• lembah sungai Indus
• India
• Arya
• Dravida
167
pada peta dewasa ini, maka sungai tersebut mengaliri tiga wilayah yaitu
Kashmir, India, dan Pakistan. Sisa peradaban Lembah Sungai Indus ditemukan
peninggalannya di dua kota, yaitu Mohenjodaro dan Harappa. Penghuninya
dikenal dengan suku bangsa Dravida dengan ciri-ciri tubuh pendek, hidung
pesek, rambut keriting hitam, dan kulit berwarna hitam.
Penemuan arkeologis di Mohenjodaro-
Harappa mulai terjadi ketika
para pekerja sedang memasang rel
kereta api dari Karachi ke Punjab pada
pertengahan abad ke-19. Pada waktu
itu, ditemukan benda-benda kuno yang
sangat menarik perhatian Jenderal
Cunningham, yang kemudian diangkat
sebagai Direktur Jendral Arkeologi di
India. Sejak saat itu, maka dimulailah
penggalian-penggalian secara lebih
intensif di daerah Mohenjodaro-
Harappa.
Gambar 5.7 Peta India
(Sumber: Atlas Sejarah, Muhammad Yamin, 1956, halaman 28)
Gambar 5.8
Situs tempat penemuan peradaban
di Harappa
(Sumber: http://images.google.co.id)
168
1. Keadaan sosial budaya
Penggalian-penggalian di situs Mohenjodaro-Harappa, mengungkapkan
bahwa pendukung peradaban ini telah memiliki tingkat peradaban yang
tinggi. Dari bukti-bukti peninggalan yang didapat, kita memperoleh gambaran
bahwa penduduk Mohenjodaro-Harappa telah mengenal adat istiadat dan
telah mempunyai kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Misalnya, banyak
ditemukan amulet-amulet atau benda-benda kecil sebagai azimat yang berlubanglubang,
diasumsikan digunakan sebagai kalung. Lalu, ditemukan juga materai
yang terbuat dari tanah liat, yang kebanyakan memuat tulisan-tulisan pendek
dalam huruf piktograf, yaitu tulisan yang bentuknya seperti gambar. Sayangnya,
huruf-huruf ini sampai sekarang belum bisa dibaca, sehingga misteri yang
ada di balik itu semua belum terungkap.
Benda-benda lain yang ditemukan di kawasan Mohenjodaro-Harappa
adalah bermacam-macam periuk belanga yang sudah dibuat dengan teknik
tuang yang tinggi. Selain itu ditemukan juga benda-benda yang terbuat dari
porselin Tiongkok yang diduga digunakan sebagai gelang, patung-patung
kecil, dan lain-lain.
Dari hasil penggalian benda, dapat diasumsikan bahwa teknik menuang
logam yang telah mereka lakukan sudah tinggi. Mereka dapat membuat
piala-piala emas. Mereka dapat membuat piala-piala emas, perak, timah
hitam, tembaga, maupun perunggu. Penduduk Mohenjodaro-Harappa sudah
mampu membuat perkakas hidup berupa benda tajam yang dibuat dengan
baik. Namun, senjata seperti tombak, ujung anak panah, ataupun pedang,
sangat rendah mutu buatannya. Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk
Mohenjodaro-Harappa merupakan orang-orang yang cinta damai, atau dengan
kata lain tidak suka berperang. Pada masa ini pula, diduga masyarakat
Mohenjodaro-Harappa telah mengenal hiburan berupa tari-tarian yang diiringi
genderang. Di tempat penggalian ini juga ditemukan alat-alat permainan
berupa papan bertanda serta kepingan-kepingan lain.
Masyarakat Mohenjodaro-Harappa telah mempunyai tata kota yang
sangat baik. Masyarakat pendukung kebudayaan ini juga dikenal mempunyai
sistem sanitasi yang amat baik. Mereka mempunyai tempat pemandian umum,
yang dilengkapi dengan saluran air dan tangki air di atas perbentengan
jalan-jalan utama.
2. Perkembangan kepercayaan
Masyarakat Lembah Sungai Indus telah mengenal cara penguburan
jenazah, tetapi, hal ini disesuaikan dengan tradisi suku bangsanya. Di Mohenjodaro
contohnya, masyarakatnya melakukan pembakaran jenazah. Asumsi ini didapat
karena pada letak penggalian Kota Mohenjodaro tidak terdapat kuburan.
169
Jenazah yang sudah dibakar, lalu abu jenazahnya dimasukkan ke dalam
tempayan khusus. Namun ada kalanya, tulang-tulang yang tidak dibakar,
disimpan di tempayan pula.
Objek yang paling umum dipuja pada masa ini adalah tokoh “Mother
Goddess”, yaitu tokoh semacam Ibu Pertiwi yang banyak dipuja orang di
daerah Asia Kecil. Mother Goddess digambarkan pada banyak lukisan
kecil pada periuk belanga, materai, dan jimat-jimat. Dewi-dewi yang lain
nampaknya juga digambarkan dengan tokoh bertanduk, yang terpadu dengan
pohon suci pipala. Ada juga seorang dewa yang bermuka 3 dan bertanduk.
Lukisannya terdapat pada salah satu materai batu dengan sikap duduk
dikelilingi binatang. Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya gambar
lingga yang merupakan lambang Dewa Siwa. Namun, kita juga tidak dapat
memastikan, apakah wujud pada materai tersebut menjadi objek pemujaan
atau tidak. Meskipun demikian, dengan adanya bentuk hewan lembu jantan
tersebut, pada masa kemudian, bentuk hewan seperti ini dikenal sebagai
Nandi, yaitu hewan tunggangan Dewa Siwa.
3. Politik dan pemerintahan
Kondisi kehidupan perpolitikan pada masa transisi (pasca Harappa
hingga masa Arya), tampaknya mulai terganggu dengan menyusutnya penduduk
yang tinggal di kawasan Lembah Indus selama paruh kedua millenium II
SM. Mungkin saja terjadi karena pendukung kebudayaan Indus itu musnah
atau melarikan diri agar selamat ke tempat lain, sementara para penyerang
tidak bermaksud untuk meneruskan tata pemerintahan yang lama. Hal ini
bisa terjadi karena diasumsikan tingkat peradaban bangsa Arya yang masih
dalam tahap mengembara, belum mampu melanjutkan kepemimpinan masyarakat
Indus yang relatif lebih maju, dilihat dari dasar kualitas peninggalan kebudayaan
yang mereka tinggalkan.
4. Faktor penyebab kemunduran
Beberapa teori menyatakan bahwa jatuhnya peradaban Mohenjodaro-
Harappa disebabkan karena adanya kekeringan yang diakibatkan oleh musim
kering yang amat hebat serta lama. Atau mungkin juga disebabkan karena
bencana alam berupa gempa bumi ataupun gunung meletus, mengingat letaknya
yang berada di bawah kaki gunung. Wabah penyakit juga bisa dijadikan
salah satu alasan punahnya peradaban Mohenjodaro-Harappa. Tetapi, satu
hal yang amat memungkinkan menjadi penyebab runtuhnya peradaban
Mohenjodaro-Harappa ialah adanya serangan dari luar. Diduga, serangan
ini berasal dari bangsa Arya. Mereka menyerbu, lalu memusnahkan seluruh
kebudayaan bangsa yang berbicara bahasa Dravida ini.
170
Hal ini sesuai dengan yang disebutkan pada kitab Weda. Di dalam
kitab itu, disebutkan bahwa bangsa yang dikalahkan itu ialah Dasyu atau
yang tidak berhidung. Dugaan tersebut didasarkan atas anggapan bahwa
orang-orang yang mereka taklukkan adalah orang-orang yang tidak suka
berperang. Hal ini bisa dilihat dari teknologi persenjataan yang kurang
baik, misalnya dari kualitas ujung tombak maupun pedang mereka. Buktibukti
yang lain adalah adanya kumpulan tulang belulang manusia yang terdiri
atas anak-anak dan wanita yang berserakan di sebuah ruangan besar dan
di tangga-tangga yang menuju tempat pemandian umum ataupun jalanan
umum. Bentuk dan sikap fisik yang menggeliat, mengindikasikan adanya
serangan, apalagi jika melihat adanya bagian tulang leher yang terbawa ke
bagian kepala, ketika kepala itu terlepas dari tubuh. Sejak 1500 SM,
peradaban Mohenjodaro-Harappa runtuh, tidak lama setelah bangsa Arya
itu memasuki wilayah India lewat Iran. Sejak saat itu, dimulailah masa baru
dalam perkembangan kebudayaan India di bagian utara.
5. Masa Arya
a. Perkembangan agama Hindu dan Kerajaan Gupta
Pada tahun 1500 SM, bangsa Arya yang berasal dari Asia Tengah
masuk ke wilayah India melalui Celah Khaibar. Kedatangan mereka mendesak
bangsa Dravida. Bangsa Arya yang merupakan bangsa penggembala berkulit
putih dan badan tinggi besar berperang beberapa lamanya dengan bangsa
Dravida. Peperangan tersebut mengakibatkan bangsa Dravida pindah ke
selatan, namun ada juga yang tetap bertahan dan melakukan interaksi dengan
bangsa pendatang tersebut. Interaksi yang terus-menerus itu menimbulkan
asimilasi kebudayaan, yaitu lahirnya kebudayaan Hindu yang merupakan
percampuran kebudayaan Dravida dan Arya.
Pada perkembangannya, agama Hindu mengalami beberapa kali perubahan
yaitu sebagai berikut.
1) Fase Weda
Pada masa ini masyarakat Hindu mendasarkan hidupnya agar sesuai
dengan ajaran Weda. Kitab Weda terdiri 4 kitab yaitu: Regweda, Samaweda,
Yajurweda, dan Atharwaweda. Regweda merupakan kitab yang berisi syair
puji-pujian pada dewa. Samaweda berisi nyanyian-nyayian untuk upacaraupacara
keagamaan. Yajurweda berisi doa-doa puisi dan prosa. Adapun
Atharwaweda berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit, ilmu sihir, dan
doa-doa untuk peperangan. Kitab-kitab tersebut merupakan pegangan bagi
masyarakat Hindu. Namun, pada umumnya mereka hanya mempelajari tiga
kitab saja, karena mereka menilai Atharwaweda memiliki kecenderungan
171
kepada ilmu sihir. Tidak semua kalangan Hindu menolak Atharwaweda.
Ada sebagian kalangan, terutama para Brahmana, yang mempelajarinya
dengan tujuan untuk menangkal ilmu sihir. Pada fase Weda umat Hindu
menyembah banyak dewa (politheisme), salah satu dewa terbesar adalah
Dewa Indra, Ganesa.
2) Fase brahmana
Pada fase ini kaum Brahmana menjadi kelas tersendiri dalam masyarakat
Hindu yang memiliki keistimewaan yaitu kedudukan yang tinggi. Memang,
dalam sistem kasta, kaum Brahmana mendapat posisi tertinggi, yang disusul
oleh kaum Ksatria yang terdiri atas raja dan para bangsawan serta prajurit.
Kasta ketiga yaitu Waisya yang terdiri atas para pedagang, dan keempat
adalah kasta Sudra. Kaum Brahmana mendapat tempat yang tertinggi dalam
agama Hindu disebabkan kemampuan mereka dalam menerjemahkan dan
memahami kitab Weda. Pada fase ini banyak sekali diadakan upacaraupacara
yang wajib dihadiri dan dipimpin oleh kaum Brahmana. Dengan
demikian, kedudukan Brahmana menjadi teramat penting.
3) Fase uphanisad
Pada fase ini terjadi pemberontakan terhadap kaum Brahmana, baik
yang dilakukan oleh Ksatria (melahirkan agama Buddha dan Jaina) maupun
yang dilakukan oleh masyarakat kebanyakan. Pada masa ini berkembang
paham atheisme, masyarakat berbondong-bondong meninggalkan agama
Hindu.
4) Fase Hindu Baru
Kaum Brahmana kembali berusaha memperbaiki ajaran Hindu yang
mulai ditinggalkan pengikutnya, maka lahirlah Agama Hindu Baru. Pada
masa ini muncul tiga dewa besar (Trimurti) yaitu Siwa (dewa perusak),
Wisnu (dewa pemelihara), dan Brahma (dewa pencipta).
Ajaran Hindu berkeyakinan tentang adanya reinkarnasi, yaitu suatu
pemahaman bahwa hidup ini akan terus berulang jika manusia tidak dapat
melepaskan diri dari nafsu. Untuk lepas dari lingkaran Samsara tersebut,
maka penganut Hindu harus menyesuaikan hidupnya sesuai Weda dengan
melaksanakan dharma sesuai tuntunan kaum Brahmana.
Pada masa itu bangsa Arya mendirikan Kerajaan Gupta. Kerajaan ini
diperintah oleh raja antara lain: Chandragupta, Samudra Gupta, dan Candragupta
II.
172
b. Perkembangan agama Buddha
Tokoh pendiri agama Buddha adalah Gautama Sakyamuni. Nama ini
mengandung arti orang bijak dari Sakya, ia diperkirakan lahir pada 563
SM. Ia adalah putra seorang kepala daerah yang bernama Suddhodana di
Kapilavastu, perbatasan Nepal. Ketika umurnya sudah mencukupi, Gautama
menikah dengan kemenakannya yang bernama Yasodhara. Selang beberapa
waktu, Yasodhara melahirkan seorang anak yang bernama Rahula. Pada
umur 29 tahun, Gautama memutuskan untuk meninggalkan keduniawian,
meninggalkan istana dan mengembara dengan jubah kuning.
Sampai pada suatu waktu, ketika Gautama sedang duduk di bawah
sebatang pohon pipala di Bodhi Gaya, ia menerima penerangan atau Bodhi.
Di tempat itu kemudian dibangun candi yang bernama Mahabodhi.
C. PERADABAN LEMBAH SUNGAI KUNING
Gambar 5.9 Peta Cina
(Sumber: Atlas Sejarah, Muhammad Yamin, 1956, halaman 50)
Kegiatan 5.2
Buatlah peta yang menunjukkan tempat penemuan peradaban Lembah Sungai
Indus dan berilah tanda khusus pada peta tersebut untuk menunjukkan tempat
ditemukannya peradaban Kota Harappa dan Mahenjodaro.
173
1. Prasejarah Cina
Manusia tertua yang pernah ditemukan
di Cina adalah Pithecantropus Pekinensis.
Pithecantropus Pekinensis hidup sezaman
dengan Pithecantropus Erectus, ditemukan
di Gua Chou Kau Tien dengan artefak-artefak
yang ada di bukit-bukit pasir.
2. Perjalanan dinasti-dinasti di Cina
Kronologi dinasti yang memegang tampuk kekuasaan di Cina dapat
dijelaskan sebagai berikut.
a. Xia (2000-1500 SM)
Dinasti ini masih merupakan dinasti mitos. Cerita tentang Dinasti Xia
baru populer pada zaman Dinasti Chou. Hal ini merupakan sebuah upaya
legitimasi Dinasti Chou untuk meneruskan Dinasti Shang, kemudian Dinasti
Chou menciptakan mitos tentang Dinasti Xia dengan mengatakan bahwa
Dinasti Xia adalah dinasti yang baik dan menjustifikasi bahwa Dinasti Shang
adalah dinasti yang zalim serta menyebutkan bahwa keberadaan Dinasti
Shang merupakan penyebab runtuhnya Dinasti Xia
b. Shang (1523-1028 SM)
Dinasti ini mempunyai pusat pemerintahan di Lembah Sungai Wei yang
terletak di antara Sungai Huang Ho (utara) dan Sungai Yang Tse (selatan).
Pada masa ini, masyarakatnya telah memiliki kehidupan bertani dengan
pengolahan yang baik. Kepercayaan mereka dibangun kepada Dewa Kesuburan/
Dewa Bumi. Sistem pemerintahannya masih menggunakan sistem “Primus
Inter Pares”, yaitu orang yang paling kaya, mempunyai tanah yang luas,
dan mempunyai pasukan yang banyak, yang dapat memimpin. Dalam
masyarakatnya juga tercipta sebuah sistem clan (kinship) yang amat kuat.
Masyarakatnya telah mempunyai tingkat kebudayaan yang tinggi. Hal
ini bisa dilihat dari banyaknya keramik-keramik yang indah, gerabah-gerabah,
keramik tripod (guci 3 kaki) dan black pottery (budaya periuk hitam
tanpa ornamen). Pada masa ini juga dikenal dengan kebudayaan tulang
(culture bones). Hal ini dibuktikan dengan penemuan pada tahun 1921
yang menemukan adanya tumpukan tulang binatang yang berfungsi untuk
ramalan-ramalan cuaca. Penemuan ini menunjukkan bahwa masyarakat yang
hidup pada zaman Dinasti Shang telah memiliki tingkat pertanian yang maju.
Pada masa ini juga ditemukan gambar di dalam kulit kura-kura, yaitu gambar
seorang penguasa yang naik kereta kuda. Hal ini menunjukkan bahwa
Kata-kata kunci
• sungai Kuning
• dinasti Cina
• filsafat Cina
• konfusianisme
• thaoisme
174
telah terjadi perpaduan budaya, yaitu budaya selatan (pertanian) dan kebudayaan
padang rumput. Pada masa ini juga, tulisan-tulisan sudah bisa dibaca. Hal
ini berarti bahwa pada masa dinasti ini, Cina mengakhiri masa prasejarah
dan memasuki masa baru, yaitu zaman Neolit. Dinasti ini runtuh karena
dikudeta oleh clan Chou.
c. Chou/Zhou (1028-256 SM)
Sesuatu yang menarik pada masa ini ialah adanya kepercayaan/pemujaan
terhadap Dewa Langit (Astral). Dewa Langit dijadikan sebuah legalitas
dalam memperoleh kekuasaan dan menyingkirkan dinasti terakhir, yaitu
Dinasti Shang. Dengan konsep kekuasaan Mandat dari Langit, clan Chou
mengklaim bahwa clan-nyalah yang ditunjuk oleh Dewa untuk memerintah,
sehingga berhak untuk mengakhiri kekuasaan Dinasti Shang.
Zaman ini juga disebut sebagai Zaman Seratus Filsafat. Di antara
filsafat-filsafat yang berkembang pada masa dinasti ini yaitu sebagai berikut.
1) Konfusianisme
Ajaran Konfusianisme lahir sebagai dampak dari kerusakan dan kehancuran
berbagai sendi kehidupan di Cina sebagai akibat dari banyaknya konflik
politik yang berujung pada peperangan. Ajaran konfusianisme mengajarkan
hal-hal yang real dan praktis, yaitu bagaimana menjalankan berbagai peran,
baik itu sebagai rakyat, penguasa, raja, ayah, anak, maupun ibu yang baik.
Gambar 5.10
Bekas tempat tinggal Konghucu
(Sumber: Indonesia Di Tengah-Tengah Dunia
Dari Abad Ke Abad, Drs. Soeroto, 1965, halaman 59)
175
2) Taoisme
Menurut ajaran Tao, untuk mencapai kebahagian yang hakiki, maka
manusia harus meninggalkan kehidupan dunia dengan menjauhi kehidupan
kota dan pergi ke hutan untuk mencari arti dari hidup dengan merenung.
3) Legalisme
Legalisme adalah filsafat yang mengutamakan ditegakkannya hukum
yang tegas dan keras agar tercipta kehidupan yang aman dan tentram.
Filsafat ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia itu jahat dan akan
baik jika ditegakkan hukum.
d. Chin (221-207 SM)
Dinasti Chin bersifat sentralistik dengan Kaisar Chin Shin Huang Ti.
Pada zaman Dinasti Chin ini berkembang filsafat legalisme karena para
penasihat kaisar merupakan penganut legalisme. Ajaran Konfusius dilarang,
buku-bukunya dibakar dan para penganutnya dibunuh.
Strategi politik Dinasti Chin yaitu dengan mendirikan bangunan-bangunan
yang dapat menghalau orang-orang Barbar sejauh mungkin. Bangunan itu
berbentuk benteng-benteng yang dibangun di celah-celah bukit yang bisa
dimasuki pasukan berkuda dan inilah embrio Tembok China (Great Wall)
yang diperbaharui oleh dinasti-dinasti setelahnya.
Gambar 5.11 Tembok Cina
(Sumber: Indonesia Di Tengah-Tengah Dunia
Dari Abad Ke Abad, Soeroto, 1965, halaman )
176
e. Han (206-200 SM)
Pada masa Dinasti Han, ajaran Konfusionisme mencapai beberapa
masa keemasan. Dinasti Han mempersyaratkan adanya ujian ajaran Konfusianisme
ketika merekrut para pegawai kerajaan. Dengan demikian, rakyat berbondongbondong
belajar ajaran Konfusianisme. Mereka yang lulus dari ujian ini
menjadi pegawai kerajaan dan disebut dengan kaum gentry. Kaisar terbesar
pada Dinasti Han adalah Han Wu Ti (141-78 SM). Pada masanya, Cina
dapat dipersatukan, dan beberapa daerah seperti Manchuria jatuh ke tangan
bangsa Cina. Setelah Han Wu Tio meninggal, Dinasti Han mengalami kemunduran
dan akhirnya jatuh pada tahun 221 M setelah datangnya serangan dari
bangsa Tartar.
Gambar 5.12
Petak-petak tempat ujian Pegawai Negeri pada masa Dinasti Han
(Sumber: Indonesia di Tengah-Tengah Dunia
Dari Abad ke Abad, Drs. Soeroto, 1965, halaman 67)
f. Enam dinasti (220-589 M)
Keenam dinasti yang memerintah Cina antara tahun 220 - 589 M
secara berturut-turut yaitu:
1. Wei (220-265 M);
2. Tsin (265-420);
3. Liu Sung (420-477 M);
4. Chai (479-502 M);
5. Liang (502-556 M);
6. Ch’en (557-589).
Pada masa ini Cina berada dalam perang antarkerajaan-kerajaan atau
perang saudara. Tidak ada satu kerajaan yang kuat dan berhasil mempersatukan
Cina dalam satu kekuasaan Dinasti.
177
g. Sui (589-625 M)
Pada masa ini Cina dapat disatukan kembali. Namun, dinasti ini habis
energinya untuk melakukan upaya konsolidasi ke dalam. Oleh karena itu,
Sui tidak banyak melakukan ekspansi keluar.
h. Tang (625-906 M)
Pada masa Dinasti Tang, perdagangan internasional melalui jalur pantai
selatan. Secara perlahan-lahan Dinasti Tang mampu menggulingkan Dinasti
Sui kemudian mulai membangun infrastruktur ekonomi dan menjalin hubungan
internasional yang baik. Pada masa Dinasti Tang, ajaran agama Buddha
mulai masuk dan berkembang di Cina. Agama Buddha sangat berpengaruh
secara signifikan di Cina. Hal itu disebabkan adanya kesamaan prinsipprinsip
Buddha dan ajaran Konfusionisme sehingga pada masa Dinasti Tang
terjadi perpaduan dan sinkretisme agama antara Buddha, Konfusionisme,
dan Taonisme. Ramainya perdagangan di laut menyebabkan Islam mulai
masuk ke Cina.
i. Lima Dinasti (907-1280 M)
Pada masa ini sama seperti halnya dengan masa Enam Dinasti, yaitu
tidak adanya satu dinasti yang mampu mempersatukan Cina dalam satu
kekuasaan. Cina berada dalam perang antarkerajaan atau perang saudara.
j. Mongol/Yuan (1260-1368 M)
Dinasti Yuan adalah dinasti asing pertama yang berhasil menguasai
Cina. Mereka adalah bangsa Mongol, atau orang Cina sering menyebut
mereka yaitu bangsa Hun (Yungnu). Pada awalnya bangsa Mongol memiliki
tingkat kebudayaan yang lebih rendah dibandingkan kebudayaan Cina. Setelah
menguasai Cina, bangsa Mongol melakukan kekerasan untuk mengkonsolidasi
dinasti-dinasti Cina yang masih merdeka. Setelah berkuasa secara penuh,
bangsa Mongol mulai berasimilasi dengan budaya Cina.
k. Ming (1368-1644 M)
Ming adalah salah satu dinasti yang besar di antara beberapa dinasti
yang pernah memerintah di Cina. Zaman Dinasti Ming memunculkan fenomena
baru tentang zaman modern dalam sejarah dan peradaban Cina. Dengan
karakteristik yang dimilikinya, Dinasti Ming telah berhasil merebut perhatian
dunia, baik pada zamannya maupun pada masa kini. Membicarakan Ming,
tentulah tidak bisa dilepaskan dari kebesaran nama para kaisar itu sendiri
178
dan kebijakan-kebijakannya, maupun seorang penjelajah Muslim yang terkenal,
yaitu Laksamana Cheng Ho, adapun untuk membicarakan tentang perkembangan
Islamnya, kita perlu melihat latar belakang kedatangan Islam ke Cina untuk
menjelaskan Islam ini secara kronologis, sehingga tidak menghasilkan perkembangan
Islam di Cina yang anakronis.
Agama Islam yang dipercaya berkembang di Cina pada tahun 651 M
yaitu pada zaman Dinasti Tang, telah mengalami perkembangan yang pesat
di Cina. Persebaran Islam ke negeri Cina tidak terlepas dari peran perdagangan
yang pada zamannya merupakan aset yang utama. Sejak masa Khalifah
Umayah (abad ke-7), Islam menyebar melalui Jalur Sutera, baik itu darat
maupun laut.
Ekspedisi Laksamana Cheng Ho turut mengharumkan nama Dinasti
Ming dan Islam. Pada masa ini, Islam mendapat kesempatan untuk berkembang.
Sebagian besar panduduk daerah Yunnan, Shensi, dan Hopei memeluk
agama Islam. Laksamana Cheng Ho sendiri adalah seorang Tionghoa Muslim,
walaupun ia seorang kasim. Selama hidupnya, ia melakukan petualangan
antarbenua selama 7 kali berturut-turut dalam kurun waktu 28 tahun (1405-
1433) dengan 6 kali pelayarannya di bawah titah Kaisar Yung Lo. Pelayarannya
lebih awal dari para pelaut barat yang terkenal, sebut saja Colombus,
Vasco Da Gama, ataupun Ferdinand Magellan. Pelayaran luar biasa ini,
menghasilkan buku Zheng He’s Navigation Map yang mampu mengubah
peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku ini terdapat 24 peta
navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan.
Jalur perdagangan Cina berubah, tidak sekedar bertumpu pada Jalur Sutera
antara Beijing-Bukhara.
Cheng Ho adalah sahabat karib Kaisar Ming yang pertama, dan kemudian
ditugasi untuk mengepalai 7 ekspedisi maritim raksasa ke Nusantara (Jawa
dan Sumatera), Malaka, Srilangka, Samudera Hindia, Calcuta di pesisir
barat anak benua India, Arab, dan pantai Afrika Timur.
Tujuan dari ekspedisi dinasti Ming ini menurut Jeanette Mirsky (sejarawan)
ialah memperkenalkan dan mengangkat prestise Dinasti Ming ke seluruh
dunia. Hal itu dimaksudkan agar negara-negara lain mengakui kebesaran
Kaisar Tiongkok sebagai The Son Of Heaven (putra dewa langit). Berbeda
dengan para penjelajah Eropa yang berbekal semangat imperialis, armada
Cheng Ho tak pernah serakah menduduki tempat-tempat yang disinggahinya.
Mereka hanya ingin mempropagandakan kejayaan Dinasti Ming, menyebarluaskan
pengaruh politik ke negeri asing, serta mendorong perniagaan Tiongkok.
Di dalam perniagaan, telah kita ketahui bersama bahwa pada zaman ini,
Dinasti Ming merupakan penghasil keramik yang indah di dunia, dan tentu
saja keramik yang indah ini menjadi komoditi ekspor utama di dalam setiap
179
perniagaan yang dilakukan para pedagang Cina, bukan hanya Cheng Ho
saja. Dalam majalah Star Weekly, HAMKA pernah menulis, “Senjata alat
pembunuh” tidak banyak dalam kapal itu, yang banyak adalah “senjata
budi” yang akan dipersembahkan kepada raja-raja yang “diziarahi”, sedangkan
tujuan yang lainnya ialah untuk menjaga wibawa dan hegemoni kekaisaran
Ming di Asia dan untuk menyebarkan agama Islam. Setiap kali berlayar,
banyak awak kapal yang beragama Islam turut serta. Sebelum melaut,
mereka melakukan salat berjamaah. Beberapa tokoh Muslim yang pernah
ikut, yaitu Ma Huan, Guo Chongli, Fei Xin, Hassan, Sha’ban, dan Pu
Heri. Ma Huan dan Guo Chongli fasih berbahasa Arab dan Persia, bertugas
sebagai penerjemah. Hasan yang juga pimpinan Masjid Tang Shi di Xian
(provinsi Shan Xi), berperan mempererat hubungan diplomasi Tiongkok
dengan negeri-negeri Islam. Hassan juga bertugas memimpin kegiatan-kegiatan
keagamaan dalam rombongan ekpedisi, misalnya dalam melaksanakan penguburan
jenazah di laut atau memimpin salat hajat ketika armadanya diserang badai.
D. PERADABAN LEMBAH SUNGAI EUFRAT DAN TIGRIS
Mesopotamia berasal dari kata mesos
= tengah dan potamas = sungai. Mesopotamia
artinya daerah yang terletak di antara dua
sungai, yakni Euprat dan Tigris. Sumber air
kedua sungai itu dari Pegunungan Armenia
(Turki), mengalir ke arah tenggara menuju
Teluk Persia.
Daerah-daerah yang terletak di sepanjang Sungai Eufrat dan Tigris,
merupakan daerah yang subur. Karena bentuknya seperti bulan sabit, maka
daerahnya disebut The Fertille Crescent Moon.
Penduduk Mesopotamia termasuk bangsa Semit. Kehidupannya bersifat
seminomadik. Mereka hidup dari beternak dan berdagang. Namun setelah
mendapat tanah-tanah yang subur, mereka mulai hidup dari pertanian. Kirakira
tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Semit.
Kegiatan 5.3
Cobalah perhatikan film-film Cina yang mengandung sejarah dan peradaban.
Kemudian buatlah komentar terhadap film yang kamu lihat tersebut.
Kata-kata kunci
• lembah sungai Indus
• India
• Arya
• Dravida
180
Gambar 5.13 Peta Daerah Mesopotamia
(Sumber: Atlas Sejarah, Muh. Yamin, 1956, halaman 29)
1. Ilmu pengetahuan bidang arsitektur ziggurat, bangunan
perkotaan
Bangsa Sumeria telah membangun kota dengan tata kota yang rapi
dan tiap bangunan menggunakan model Zigurat. Selain itu, bangsa Sumeria
sangat terampil dalam pengolahan logam untuk dibuat peralatan pembuatan
senjata. Bangsa Sumeria telah mengenal ilmu hitung, lingkaran 360 derajat,
dan bangunan dari tanah liat yang dikeringkan dengan panas matahari.
Bangsa Assyria pada masa Ashru Bhanifal telah membuat perpustakaan
tertua di dunia. Dibangunnya perpustakaan merupakan suatu ciri kepedulian
seorang pemimpin akan pentingnya ilmu pengetahuan. Begitu juga Bangsa
Khaldea pada masa kerajaan Babylonia Baru berhasil membangun taman
Gantung yang merupakan salah satu keajaiban dunia.
2. Sumber tulisan
Huruf yang digunakan yaitu berupa Cuneiform writing/Pytograph 250
jenis (tulisan huruf paku).
3. Sistem kalender
Orang-orang Sumeria sudah mengenal sistem penanggalan dan pembagian
waktu. Pengetahuan tentang waktu sangat mereka butuhkan untuk kepentingan
perdagangan dan pertanian, sehingga mereka akan mengetahui kapan waktu
yang tepat untuk menanam dan berdagang. Pembagian waktu yang telah
mereka lakukan adalah membagi satu hari menjadi 24 jam, satu bulan
terdiri atas 30 hari, dan satu tahun terdiri dari 12 bulan sama dengan 354
hari.
181
4. Perekonomian
Daerah ini juga merupakan lalu lintas perdagangan yang strategis antara
Laut Tengah dan Sungai Shindu. Dengan demikian aktivitas perdagangan
di Mesopotamia sangat ramai. Begitu pula sistem pertanian dijalankan dengan
baik dan sudah terdapat irigasi yang teratur, hasil utamanya yaitu gandum
dan kapas.
5. Pemerintahan
Pemerintahan di Mesopotamia berbentuk negara kota. Raja merangkap
sebagai kepala negara. Kronologis bangsa-bangsa yang mendiami Mesopotamia
sampai dengan tahun 323 SM yaitu sebagai berikut:
a. Bangsa Ubaidian 5000 – 4500 SM
b. Bangsa Sumeria I 3800 – 3200 SM
c. Bangsa Jamdet Nasr 3200 – 3000 SM
d. Bangsa Akkadia 2900 – 2250 SM
e. Bangsa Sumeria II 2250 – 2200 SM
f. Bangsa Guti 2200 – 2100 SM
g. Bangsa Amolia (Babilonia I) 1850 – 1600 SM
h. Bangsa Hittit 1600 – 1300 SM
i. Bangsa Asyria 1300 – 612 SM
j. Bangsa Khaldea (Babilonia II) 612 – 500 SM
k. Bangsa Persia 500 – 326 SM
l. Bangsa Yunani (Alexander the Great) 326 – 323 SM
6. Hukum
Pada masa ini diberlakukan undang-undang yang dikenal dengan sebutan
Undang-Undang Hammurabi (Codex Hammurabi).
Peradaban Mesopotamia pada akhirnya beralih kepada Islam setelah
jatuhnya Persia ke tangan kaum muslim Arab. Menurut Lothrop Stoddard,
akan terbentuk dunia baru yaitu dunia Islam. Ada tiga faktor yang mendukung
terciptanya dunia baru Islam, di antaranya sebagai berikut.
1. Situasi umum di kawasan Asia Barat Daya ada dua negara besar yang
bertikai, yaitu Kekaisaran Byzantium (Romawi Timur) dan Kesultanan
Persia (Dinasti Sasanid). Kedua negara besar tersebut memperebutkan
wilayah Levannt dan Bulan Sabit. Karena pertikaian tersebut dua rakyat
menjadi korban politik sehingga menyebabkan kerajaan masing-masing
menjadi lemah.
2. Dekadensi (kemunduran) dalam masalah keagamaan. Banyak agama yang
menyimpang dan muncul kembali pemujaan terhadap berhala. Di Ka’bah
182
Kata-kata kunci
• Yunani
• Polis
• Athena
• Sparta
banyak disimpan patung-patung berhala. Hal tersebut menyebabkan
masyarakat pada umumnya kehilangan pegangan.
3. Hakikat dari agama Islam itu sendiri.
E. PERADABAN YUNANI
Peradaban Yunani lahir di lingkungan
geografis yang sebenarnya tidak mendukung.
Tanah Yunani tidak seperti Mesopotamia,
Huang Ho, ataupun Mesir yang subur. Yunan
merupakan tanah yang kering, dengan banyak
benteng alam yang kuat berupa jurang-jurang
yang terjal, gunung-gunung yang tinggi, serta
pantai-pantai yang curam dan terjal. Hujan
sangat jarang turun di Yunani. Namun karena terletak di daerah Laut Tengah,
maka iklim mediterania yang sejuk sangat mendominasi wilayah Yunani.
Masyarakat Yunani bisa menanam tanaman khas Laut Tengah seperti zaitun
dan anggur.
Secara umum perkembangan Yunani dapat dibagi menjadi 4 periode,
yaitu sebagai berikut.
1. Fase pembentukan negara-negara kota (Polis) yang berlangsung antara
1000-800 SM.
2. Fase ekspansi negara-negara kota atau fase kolonisasi polis-polis Yunani.
Ekspansi polis-polis Yunani ke arah barat sampai ke Italia Selatan, sedangkan
ke arah Timur sampai ke Asia Kecil (Troya)
3. Masa kejayaan polis-polis Yunani (600-400SM)
4. Masa Keruntuhan Yunani (400-300 SM), tetapi kebudayaan Yunani
berkembang di luar daerah Yunani itu sendiri.
Menurut ahli anthropolog, bangsa Yunani berasal dari bangsa Indo-
Jerman. Nenek moyang bangsa Yunani yaitu bangsa Ionia, Helen, Akea,
dan Yonia. Bangsa Yunani terdiri atas beberapa suku, yaitu suku Epirot,
Ionia, Goria, Spharta. Masyarakat Yunani umumnya bermata pencaharian
sebagai pedagang dan bertani.
Kegiatan 5.4
Buatlah suatu peta kemudian diarsir negara-negara mana saja yang sekarang ini
dulunya merupakan daerah peradaban Sungat Eufrat dan Tigris.
183
Di bawah ini merupakan polis-polis yang hidup pada Zaman Yunani
Kuno antara lain sebagai berikut.
1. Athena
Athena merupakan Polis yang menerapkan sistem Demokrasi. Sistem
itu diperkenalkan oleh Solon (638 SM-559 SM). Dengan sistem itu, kekuasaan
berada di tangan dewan rakyat. Pelaksanaan pemerintahan dilakukan oleh
sembilan orang Archon yang setiap tahun diganti. Para Archon diawasi
oleh Aeropagus (Mahkamah Agung) yang para anggotanya berasal dari
mantan anggota Archon. Athena banyak menghasilkan para filosof yang
pemikirannya sangat berpengaruh pada kehidupan manusia hingga dewasa
ini. Para Filosof itu antara lain sebagai berikut
a. Tahles. Dia terkenal sebagai ahli matematika dan astronomi. Thales dikenal
dengan perhitungannya tentang gerhana, menghitung ketinggian piramida
dan menghitung bayangannya. Selain itu Thales berpendapat bahwa bumi
ini berasal dari air.
b. Anaximander. Dia berpendapat bahwa segala apa yang ada di dunia
ini berasal dari bahan tunggal yang bukan air. Selain itu, Anaximander
berpendapat bahwa bumi itu seperti silinder yang mempunyai ukuran
lebih kecil daripada matahari.
c. Anaximenes. Dia berpendapat bahwa bahan pembentuk alam adalah
udara.
d. Pytagoras. Dia terkenal sebagai ahli matematika, dia percaya bahwa
segala sesuatu itu pada aturannya menurut bilangan tertentu. Sehubungan
dengan hal itu, Pytagoras berpendapat bahwa melalui pengetahuan tentang
bilangan, kita akan memahami tentang kenyataan.
e. Heraclitus. Dia adalah seorang filosof mengembangkan pemikiran tentang
logika.
f. Parmenindes. Filosof ini mengemukakan pentingnya logika dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.
g. Hippocartus. Dia adalah seorang filosof yang ahli dalam bidang kedokteran.
h. Socrates. Filosof ini mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa manusia
dan lingkungannya merupakan subjek untuk mendapatkan pengetahuan
tentang kebenaran.
i. Plato. Filosof ini berpendapat bahwa orang bisa berperilaku baik jika
ia telah mempunyai persepsi perilaku apa yang disebut baik dan jahat.
Plato juga berpendapat bahwa sumber kekuasaan adalah pengetahuan
j. Aristoteles. Filosof ini mengembangkan ajaran tentang politik dan etika.
Menurut Aritoteles, pada dasarnya setiap manusia memiliki hak yang
sama yang harus diakui. Kebahagian menurut Aristoteles adalah terpenuhinya
184
semua kebutuhan kita. Di bidang logika, Aristoteles mengembangkan
silogisme.
Lahirnya tradisi intelektual dari bangsa Yunani disebabkan oleh faktorfaktor
berikut ini.
1. Faktor geografis dari Yunani bergunung-gunung dan tidak subur. Hal
ini memacu para penduduknya untuk berpikir dan berkreasi agar mampu
bertahan hidup.
2. Orang Yunani membangun hubungan dengan bangsa-bangsa lain seperti
Mesir, Babylonia, dan yang lainnya, sehingga terjadi tukar-menukar
pengetahuan
3. Penduduk Yunani memiliki hak otonomi kemerdekaan dan kemakmuran
di bidang ekonomi, sehingga mereka lebih berkonsentrasi untuk menumbuhkembangkan
pengetahuan.
4. Bangsa Yunani menghargai logika dan cara berpikir yang rasional.
5. Bangsa Yunani selalu terlibat aktif dalam urusan politik, ekonomi, dan
sosial. Hal itu membuat mereka selalu berusaha untuk mencari pemecahan
dalam setiap masalah yang muncul.
2. Spartha
Pemerintahan Spartha didasari oleh pemerintahan yang bergaya militeristik.
Pola ini diperkenalkan oleh Lycurgus tahun 625 SM. Pemerintahan dipegang
oleh dua orang raja, sementara pelaksana tertinggi dipegang oleh suatu
dewan yang bernama Ephor yang terdiri dari lima orang. Setiap Ephor
memiliki dewan tua yang berusia lebih dari 60 tahun, yang bertugas untuk
mempersiapkan UU yang diajukan kepada dewan rakyat (perwakilan dari
semua warga kota). Para pemuda yang terseleksi secara fisik dan mental,
dijadikan tentara.
Keberadaan polis-polis di Yunani mengakibatkan mereka saling bersaing
dalam memperebutkan hegemoni kekuasaan atas wilayah Yunani. Sehingga
tidaklah mengherankan apabila di Yunani selalu terjadi peperangan di antara
sesama polis-polis tersebut. Tetapi, datang tentara Persia yang akan menginvasi
daerah Yunani, maka polis-polis yang ada di Yunani terutama Spharta dan
Athena, bersatu untuk menghadapi Persia tersebut. Pertempuran antara
Yunani dan Persia terjadi beberapa kali.
a. Perang Persia Yunani I (492 SM). Peperangan antara Yunani dan Persia
tidak terjadi karena armada tempur Persia dihancurkan oleh badai dan
terpaksa harus pulang kembali.
b. Perang Persia Yunani II (490 SM). Pertempuran terjadi di Marathon,
pertempuran itu berhasil dimenangkan oleh bangsa Yunani. Para prajurit
185
Yunani harus lari sepanjang 42 km antara Marathon dan Athena dalam
rangka berkonsolidasi dan meminta bantuan.
c. Perang Yunani dan Persia III. Bangsa Persia datang kembali, dan pasukan
Yunani menghadapinya di Termopile. Persia dapat dipukul mundur, namun
Raja Spartha terbunuh dalam pertempuran itu.
Setelah peperangan antara Yunani dan Persia reda, maka muncullah politik
koalisi militer yaitu Persatuan Peloponessos (Spartha dan beberapa polis
lainnya) serta Persatuan Delosatika (Athena dan polis lainnya). Koalisi militer
ini pada akhirnya saling berperang untuk memperebutkan hegemoni (Perang
Peloponessos). Pertempuran demi pertempuran mengakibatkan polis-polis
Yunani itu mengalami kelemahan, dan situasi itu dimanfaatkan oleh raja Macedonia
yaitu Alexander Agung untuk menyerang. Akhirnya Alexander Agung berhasil
menguasai Yunani. Namun, setelah Alexander wafat, wilayahnya terpecahpecah
menjadi beberapa didopos yaitu Yunani, Syria, dan Mesir.
F. PERADABAN ROMAWI
Roma pada awalnya merupakan negara
kota (polis) yang kecil. Kota Roma diapit oleh
tujuh bukit, yaitu Platine (tempat dibangunnya
bangunan-bangunan megah), Capitalone (pusat
keramaian), Quirinalle, Aventine, Vinninal,
Esqualine, dan Caeline. Kota Roma dibelah
oleh Sungai Tiber.
Gambar 5.14 Peta Romawi
(Sumber: Atlas Sejarah, Muh. Yamin, 1956, halaman 36-37)
Kata-kata kunci
• Romawi
• Romus
• Romulus
• Runisia
• Khartago
• Kaisar
• Konsul
186
Periodisasi sejarah Roma dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Periode kerajaan (756-510 SM)
Polis Roma menurut legenda didirikan oleh Romus dan Romulus yang
berasal dari ibu Raisilpa. Namun, diperkirakan polis Roma dibangun oleh
orang-orang Yunani. Pada masa kerajaan, Roma dipimpin seorang raja
yang didampingi oleh senante (wakil-wakil dari para suku di sekitar Roma).
Pada masa itu struktur masyarakat Roma terdiri dari dua, yaitu Patricia
(warga Roma asli) dan Plebeyer (para pendatang yang kebanyakan hidup
miskin). Raja Roma haruslah berasal dari warga Roma asli. Seorang raja
Roma bernama Tarvininus diturunkan oleh senat karena merupakan orang
Etruskia.
2. Periode republik (519-31 SM)
Pada masa republik, Roma dipegang oleh 2 orang konsul, yang dipilih
oleh senat, tiap konsul itu memiliki tugas masing-masing. Konsul pertama
bertugas dalam masalah hukum dan ekonomi, sedangkan konsul yang kedua
memegang urusan pertahanan. Pada masa darurat, jumlah konsul hanya
satu orang yaitu seorang diktaktum.
Pada masa republik inilah Roma mulai melakukan ekspansi ke Ephirus
dan Etruskia. Peperangan yang paling dahsyat ialah perang antara Roma
dengan Khartago (Tunisia sekarang). Khartago adalah polis yang dimiliki
oleh orang Funisia. Roma dan Khartago berperang untuk memperebutkan
hegemoni di Laut Tengah. Perang itu dimulai ketika Pulau Sisilia yang
merupakan pulau yang menjadi sumber bahan makanan orang Roma dikuasai
oleh Funisia. Perang Funisia terjadi sebanyak 3 kali, yaitu:
a. Perang Funisia I (246 SM-241 SM);
b. Perang Funisia II (218 SM-201 SM);
c. Perang Funisia III (149-146 SM).
Perang ini berakhir dengan dikuasainya pulau Sisilia, Pulau Sardinia,
dan Corsica oleh orang Roma. Namun Semenajung Iberia berhasil dikuasai
oleh orang Chartago, dan di sana mereka membangun kota Cartagena.
Pada Perang Funisia II, Panglima Khartago, atau dikenal sebagai Hanibal
hendak menyerang Roma lewat utara dan berhasil menguasai Saguntum
yang merupakan pusat pertahanan Roma di utara. Dikuasainya Saguntum
itu bersamaan dengan masih terjadinya perdebatan di kalangan Senat dalam
menyikapi bagaimana cara menghadapi Hanibal. Pada waktu itu muncul
istilah delibrate senate perit saguntum (senat terus berdebat sementara
Saguntum berhasil dikuasai).
187
Masyarakat Roma pada masa republik terdiri atas beberapa kelas
Pertama, kaum optimar (kaum yang sangat kaya karena mempunyai wewenang
untuk menarik pajak dengan batas yang mereka tentukan). Kaum yang
kedua adalah kaum proletar yang merupakan kaum miskin. Meskipun demikian,
dua golongan itu memiliki wakil di senat yaitu Sula (Optimar) dan Marius
(Proletar).
Kekacauan pertama terjadi di Roma ketika Marius dibunuh oleh Sula.
Kekacauan itu berhasil diatasi dengan munculnya triumvirat yang pertama
yaitu Crassus (menguasai Eropa Timur), Pompeyus (Roma dan Yunani),
dan Julius Caesar (Eropa Barat). Crassus terbunuh pada waktu perang
dengan Persia. Di Roma timbul persaingan antara Pompeyus dengan Julius
Caesar, yang pada akhirnya Caesar tampil sebagai penguasa tunggal.
Kekacauan kedua timbul ketika Caesar dibunuh oleh anak angkatnya
sendiri, yaitu Brutus dan Lavius. Kekacauan itu dapat diatasi dengan
munculnya triumvirat yang kedua yaitu Crassus (Eropa Timur), Antonius
(timur tengah dan Mesir), dan Octavianus (Italia). Crassus terbunuh, dan
wilayahnya menjadi milik Octavianus. Terjadi peperangan antara Octavianus
melawan Antonius dikarenakan Antonius membela Mesir untuk memerdekakan
diri dari Romawi. Dalam pertempuran yang tidak seimbang, yang terjadi di
Actium tahun 31 SM, Antonius gugur. Dengan demikian, seluruh wilayah
Mesir dan Timur Tengah menjadi milik Octavianus, sehingga Roma berubah
menjadi sistem kekaisaran (31 SM sampai 395 M).
G. PENGARUH PERADABAN KUNO PADA MASYARAKAT INDONESIA
Masuknya peradaban dunia ke Indonesia
terjadi sejak abad pertama masehi, suatu
masa ketika bangsa Indonesia mulai berinteraksi
dengan bangsa asing. Bangsa asing datang
ke Indonesia melalui pelayaran. Peradaban
dunia yang berkembang memberikan pengaruh
terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Penyebaran pengaruh tersebut
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung
yaitu dengan cara bangsa-bangsa asing tersebut datang ke Indonesia dan
berinteraksi dengan bangsa Indonesia. Adapun pengaruh tidak langsung
Kegiatan 5.5
Tuliskanlah nama-nama filosof Yunani beserta pemikiran-pemikirannya yang
sampai sekarang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
Kata-kata kunci
• pengaruh peradaban
• pengaruh kebudayaan
188
yaitu aspek-aspek kehidupan dari peradaban bangsa asing dibawa oleh
bangsa lain yang datang ke Indonesia, artinya datang ke Indonesia melalui
perantara bangsa lain.
Berikut ini akan diberikan contoh beberapa pengaruh peradaban dunia
terhadap kebudayaan dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia.
1. Peradaban Mesir
Beberapa pengaruh peradaban Mesir terhadap kebudayaan dan seluruh
aspek kehidupan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Tulisan Mesir Purba berkembang keluar dan disederhanakan oleh orang
Funisia. Tulisan itu kemudian diajarkan kepada orang Yunani dan tersebar
di Romawi. Setelah itu, berkembang menjadi tulisan latin yang digunakan
oleh bangsa Indonesia.
b. Kepercayaan pada jalangkung, yaitu upacara menghadirkan roh dan ilmu
hipnotis, pada awalnya berkembang di Mesir Kuno.
c. Menurut teori difusi kebudayaan, teknologi bangunan-bangunan besar,
seperti piramida, menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk ke Indonesia
dengan dibangunnya Candi Borobudur.
d. Kedatangan Islam berasal dari Mesir, teori ini dikemukakan oleh HAMKA
dan Crawford, yang mengemukakan bukti tulisan Ibnu Battutah yang
menyatakan bahwa raja Samudera Pasai bermahzab Syafii. Mahzab Syafiii
banyak terdapat di Mekah dan Mesir, sementara Iran itu bermahzab
Syiah, dan Gujarat bermahzab Hanafiah. Gelar yang biasa dipakai oleh
raja di Samudera Pasai ialah Al Malik yang biasa digunakan di Mesir,
sementara gelar di Iran ialah Syah bukan Malik.
2. Peradaban Lembah Sungai Indus
Beberapa pengaruh peradaban Lembah Sungai Indus terhadap kebudayaan
dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Pembakaran dupa dan kemenyan ketika akan melakukan upacara.
b. Keyakinan tentang zimat atau benda yang mempunyai kesaktian tertentu.
c. Keyakinan pada batara kala, upacara ruatan.
d. Pengagungan pada cerita Ramayana dan Mahabharata dalam cerita wayang
e. Upacara wedalan (hari lahir), sekaten, penanggalan Hindu, hari pasaran,
perhitungan wuku, dan upacara-upacara setelah kematian seseorang.
f. Banyaknya kata-kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa
Sanskerta dan Pali.
g. Olahraga pernapasan, yaitu yoga.
189
h. Islam yang berkembang di Indonesia berasal dan dipengaruhi budaya
India. Hal itu dibuktikan dengan melihat hal-hal berikut: 1) batu kubur
atau nisan Sultan Malik As Saleh terbuat dari batu marmer yang memiliki
corak yang sama dengan yang ada di India pada abad ke-13, 2) relief
yang terdapat dalam makam Sultan Malik As Saleh memiliki corak yang
sama dengan yang ada di kuil Cambay India, serta 3) adanya unsurunsur
Islam yang menunjukkan persamaan dengan India, salah satunya
cerita atau hikayat tentang nabi dan pengikutnya sangat jauh dari ceritacerita
Arab, tetapi malah lebih mirip dengan cerita dari India.
3. Peradaban Mesopotamia
Pengaruh peradaban Mesopotamia terhadap kebudayaan dan seluruh
aspek kehidupan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Upacara baptis dan menyalakan lilin masuk ke dalam ajaran Nasrani
dan digunakan oleh umat Kristen Indonesia.
b. Kepercayaan pada singa jadi-jadian dan serigala jadi-jadian berasal dari
kepercayaan bangsa Assyria.
c. Kepercayaan pada angka 17 dan 13 berasal dari ajaran agama Phunisia
sebagai angka keburuntungan dan angka sial.
d. Islam yang datang ke Indonesia diperkirakan dipengaruhi oleh budaya
Persia. Teori ini disampaikan oleh Oemar Amin Husein dan Husen
Joyodiningrat yang menyodorkan bukti: 1) di Persia terdapat suku yang
bernama Leran, dan di Gresik terdapat suatu kampung yang bernama
Leran, maka diperkirakan suku Leran pernah datang dan menyebarkan
Islam di Indonesia; 2) di Persia terdapat suku Jawi, suku Jawi datang
ke Indonesia dan mengajarkan huruf Pegon yang banyak terdapat di
Jawa; 3) adanya istilah jabar dan jeer dari bahasa Iran; 4) adanya upacara
Tabut di Minangkabau untuk memperingati wafatnya Hasan dan Husein.
Istilah Tabut digunakan di Iran untuk menyebut bulan Muharam. Di Indonesia
pun berkembang paham Islam Syiah yang merupakan pengaruh dari Persia
atau Iran dan Irak sekarang.
4. Kebudayaan Cina
Pengaruh peradaban Cina terhadap kebudayaan dan seluruh aspek
kehidupan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Kepercayaan tentang nasib dan peruntungan yang didasarkan pada kejadian
yang terjadi pada tubuh, seperti bentuk garis tangan dan bentuk-bentuk
alat tubuh lainnya.
190
Kegiatan 5.6
Buatlah tulisan dalam bentuk paper beberapa contoh peradaban dunia yang ada
dalam kehidupan masyarakat kita dan uraikan bagaimana manfaatnya.
b. Islam yang datang ke Indonesia di antaranya berasal dari Cina. Hal ini
terjadi terutama pada masa Dinasti Tang dan Ming.
c. Makanan-makanan Indonesia banyak yang berasal dari Cina, seperti
mie, bihun, capcay, tahu, kecap, dan sebagainya.
5. Peradaban Yunani dan Romawi
Sisa kebudayaan Romawi dan Yunani yang dewasa ini masih dipraktekkan
oleh sebagian besar masyarakat indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Penggunaan istilah-istilah dalam astronomi dan astrologi seperti namanama
planet yang diambil dari nama-nama dewa seperti Mercurius, Venus,
Mars, Jupiter, Uranus, dan Saturnus. Selain itu, penggunaan kata-kata
atlas, cancer, sirene, virgo, libra, helio, titan; istilah-istilah dalam dunia
kedokteran seperti hygta, achiles, hymen, elektra, hipnos; istilah-istilah
dalam bidang biologi seperti flora, fauna, cela, dan recipe; penggunaan
lambang piala ular, min-plus, dan tapak kuda.
b. Budaya tukar cincin, ulang tahun perkawinan (Emas dan Perak).
c. Kebiasaan mengangkat dan membenturkan gelas pada upacara dan pestapesta.
d. Menaburkan bunga ke makam, mengalungkan karangan bunga, serta
menaburkan bunga ke laut kalau ada yang meninggal di laut.
e. Perayaan tahun baru 1 Januari, yang pada masa Romawi merupakan
hari penyembahan pada Dewa Janus.
f. Pesta olahraga Olimpiade.
g. Menggunakan hari Minggu untuk hari libur. Pada Romawi Purba, hari
Minggu digunakan untuk memuja dewa matahari.
h. Sistem kenegaraan yang menggunakan sistem Demokrasi.
Peradaban adalah kebudayaan yang memiliki nilai tinggi dan halus.
Pada umumnya peradaban dunia lahir di aliran sungai. Hal ini disebabkan
daerah aliran sungai merupakan pusat kehidupan manusia.
RINGKASAN
191
Pada masa lalu sungai merupakan jalur transportasi yang menghubungkan
antara satu daerah dengan daerah lain. Jalur transportasi merupakan jalur
pertemuan aktivitas manusia, sehingga pada daerah-daerah yang strategis
yang menjadi titik pertemuan akan melahirkan peradaban. Pada daerah
tersebut akan muncul pusat-pusat kekuasaan atau kerajaan-kerajaan. Di
kerajaan-kerajaan ini tumbuh kebudayaan yang maju, ilmu pengetahuan,
filsafat, dan teknologi.
Pada umumnya perkembangan kebudayaan yang lahir di pusat-pusat
peradaban tersebut sangat ditentukan oleh kondisi geografis wilayahnya.
Aeropagus : Mahkamah Agung yang para anggotanya berasal
dari mantan anggota Archon, bertugas mengawasi
Archon.
Archon : sebuah dewan yang melaksanakan pemerintahan
di Polis Athena Yunani Kuno, beranggotakan
9 orang.
Arya : bangsa Indo-Jerman yang melakukan penyerangan
terhadap bangsa Dravida yang terletak di Lembah
Sungai Indus.
Brahmana : kasta atau golongan para pendeta.
Codex Hamurabi : undang-undang yang dibuat oleh Hamurabi.
Firaun : sebutan bagi raja-raja Mesir Kuno.
Ksatria : kasta atau golongan para bangsawan atau raja.
Mesopotamia : daerah yang terletak di antara dua sungai, yakni
Eufrat dan Tigris.
Mohenjodaro-Harappa : tempat ditemukannya peradaban kuno yang
terletak di lembah Sungai Indus India.
Mones : perkampungan yang berada di sekitar lembah
Sungai Nil dan kemudian berubah menjadi sebuah
kerajaan pada masa kerajaan-kerajaan tua di
Mesir.
Mummy (Mumi) : mayat raja-raja Mesir Kuno yang diawetkan.
Obelisk : tiang batu yang ujungnya runcing sebagai lambang
pemujaan kepada roh.
Patricia : warga Roma Asli.
GLOSARIUM
192
Peradaban : kebudayaan yang memiliki nilai tinggi dan halus.
Pharaoh : sebutan bagi raja-raja Mesir kuno.
Piramida : tempat yang digunakan untuk makam raja-raja
Mesir yang terbuat dari batu yang disusun secara
rapi dan menggunakan model punden berundakundak.
Plebeyer : para pendatang yang kebanyakan hidup miskin.
Polis : negara-negara kota pada zaman Yunani Kuno,
seperti Athena dan Spartha.
Senante : suatu badan yang mendampingi raja yang
merupakan wakil-wakil dari para suku di sekitar
Roma.
Sphinx : patung manusia berkepala singa.
Sudra : kasta atau golongan para petani atau golongan
bawah.
Trimurti : tiga dewa besar yang dianut oleh agama Hindu
yaitu Siwa adalah dewa perusak alam, Wisnu
adalah dewa pemelihara alam, dan Brahma adalah
dewa pencipta alam.
Weda : kitab suci agama Hindu.
Waisya : kasta atau golongan para pedagang.
I. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap paling benar!
1. Tokoh yang berhasil menerjemahkan tulisan Mesir Kuno adalah ....
a. Rawilson d. Andrian Swolsci
b. Philip Cocu e. Bryian Hegner
c. James Baret
2. Raja Mesir yang mampu mempersatukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Pages

| Re-designed by Pemira PKN STAN